Malam Tahun Baru, Sri Mulyani Video Conference Bahas APBN

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
31 December 2019 21:16
Menteri Sri Mulyani masih kerja di malam tahun baru, bahas APBN sambil video conference
Foto: Menkeu bersama Wamenkeu RI memimpin rapat pimpinan di Aula Mezzanine Juanda I Kemenkeu.(CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan rapat pimpinan melalui Video Conference di kantornya. Bagaimana kondisi APBN 2019?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama jajarannya melakukan rapat pimpinan menjelang tahun baru 2020. Rapat pimpinan tersebut dilakukan pada Selasa (31/12/2019) di Aula Mezzanine Juanda I Kementerian Keuangan

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kemenkeu Nufransa Wira Sakti mengatakan, rapim Kemenkeu dilakukan melalui sarana video conference.

"Rapat ini terdiri atas pejabat Eselon I dan II di lingkup DKI Jakarta yang hadirkan di ruangan Aula Juanda I, serta para Kepala Kanwil DJP, DJBC, DJPb, dan DJKN beserta jajarannya di 34 provinsi di Indonesia," jelas Nufransa.



Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, sampai saat ini semua kantor wilayah pajak masih melakukan perhitungan.

"Malam ini masih dihitung di Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Semuanya akan diupdate dari sisi pajak, bea cukai, PNBP dan belanja pegawai," tutur Askolani saat ditemui di Kementerian Keuangan, Selasa (31/12/2019).

Adapun Askolani juga mengatakan bahwa realisasi subsidi diperkrakan berada di bawah pagu anggaran.

Sementara untuk hitung-hitungan subsidi listrik yang tidak jadi naik tahun depan, pihaknya masih akan menghitungkan berdasarkan beberapa komponen.

"Pemerintah akan bicara dahulu dengan Kementerian ESDM dan kita tidak tahu parameter 2020. Bisa saja lebih hemat biayanya. Sehingga tidak perlu ada penyesuaian," ujar Askolani.

Belanja pemerintah, kata Askolani juga diperkirakan terserap tidak jauh dari pagu yang ada saat ini, atau sebesar Rp 1.634,3 triliun.

"Belanja Insya Allah tidak jauh dari pagi. Jadi masih sesuai target," jelas Askolani.

Untuk diketahui, hingga akhir November 2019 realisasi belanja pemerintah pusat sudah mencapai Rp 1.293,2 triliun. Angka itu setara dengan 79% dari target dalam APBN 2019 sebesar Rp 1.634,3 triliun.

Dari sisi utang, Kemenkeu mencatat, utang pemeirntah pusat mencapai Rp 4.814,31 triliun hingga akhir November 2019. Adapun rasio utang ini masih dibatas aman yakni 30,03% dari produk domestik bruto (PDB).

Dalam rilis APBN KiTa periode November 2019 defisit anggaran tercatat melebar jauh dari target sebesar Rp 369 triliun atau 2,29% dari PDB. Penyebabnya adalah penerimaan perpajakan yang loyo.

Hingga November 2019, penerimaan perpajakan baru mencapai Rp 1312.4 triliun dari target Rp 1.786,4 triliun. Artinya dalam sebelas bulan terakhir capaian penerimaan perpajakan baru mencapai 73,5%.

Namun, di tengah penerimaan pajak yang gloomy, penerimaan Bea dan Cukai justru lebih baik. Direktur Jenderal Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi mengakui penerimaan negara yang berasal dari bea dan cukai sudah lampaui target.

"Alhamdulillah bea cukai sudah lampaui target," ujar Direktur Jenderal Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi di Kementerian Keuangan, Selasa (31/12/2019).

Kendati demikian, Heru belum bisa merinci berapa besaran dari tiap pos penerimaan yang dikelola oleh DJBC. Angka resmi akan disampaikan setelah ada finalisasi dari seluruh penerimaan negara.

[Gambas:Video CNBC]


(gus) Next Article Momen Sri Mulyani Pimpin Serah Terima Jenazah JB Sumarlin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular