Internasional
Jepang Pening, Bujet Olimpiade Tokyo Ngepas!
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
27 December 2019 16:54
Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo terancam. Pasalnya anggaran yang ada untuk perhelatan pertandingan olahraga dunia ini terbilang ngepas.
Padahal, panitia melakukan perubahan venue lomba lari marathon dari Tokyo ke Sapporo. Pemindahan ini diperkirakan membuat bujet bengkak dan membutuhkan tambahan lagi hingga 3 miliar yen.
Meski demikian, CEO Olimpiade Tokyo Toshiro Mutoh meyakinkan pihaknya akan melakukan upaya maksimal untuk menekan budget. Apalagi biaya yang dianggarkan hanya 1,35 triliun yen (US$ 12 miliar).
"Kita katakan ke masyarakat kalau biaya akan tetap ... dan tidak tidak akan lebih," katanya kepada Reuters sebagaimana dikutip CNBC International.
Ia tak menampik untuk menjadi tuan rumah Olimpiade, suatu negara membutuhkan uang banyak. Namun ditegaskannya ada insentif yang akan diberikan jika mampu membuat anggaran sekecil mungkin.
Sebelumnya pada Oktober, penyelenggara Olimpiade dikejutkan oleh pengumuman kepindahan perlombaan maraton ke Sapporo. Kabar itu disampaikan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menghindari panasnya musim panas di Tokyo.
Pengumuman itu juga membuat marah Gubernur Tokyo Yuriko Koike, yang bersikeras bahwa acara bergengsi itu akan tetap diadakan di ibukota. Mutoh mengatakan sementara ada "masalah" dalam proses pengambilan keputusan, namun keputusan itu tepat untuk melindungi para atlet.
"Prosesnya agak mendadak. Tapi keputusannya tepat," katanya.
"Jika kita melanjutkan rencana awal kita untuk mengadakan pertandingan maraton dan lomba jalan kaki di Tokyo, dan berakhir dengan atlet dilarikan ke rumah sakit, reaksi publik bisa sangat besar."
Olimpiade Tokyo akan berlangsung mulai 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.
(sef/sef) Next Article Olimpiade Tokyo Bakal Ditunda hingga Dua Tahun?
Padahal, panitia melakukan perubahan venue lomba lari marathon dari Tokyo ke Sapporo. Pemindahan ini diperkirakan membuat bujet bengkak dan membutuhkan tambahan lagi hingga 3 miliar yen.
Meski demikian, CEO Olimpiade Tokyo Toshiro Mutoh meyakinkan pihaknya akan melakukan upaya maksimal untuk menekan budget. Apalagi biaya yang dianggarkan hanya 1,35 triliun yen (US$ 12 miliar).
Ia tak menampik untuk menjadi tuan rumah Olimpiade, suatu negara membutuhkan uang banyak. Namun ditegaskannya ada insentif yang akan diberikan jika mampu membuat anggaran sekecil mungkin.
Sebelumnya pada Oktober, penyelenggara Olimpiade dikejutkan oleh pengumuman kepindahan perlombaan maraton ke Sapporo. Kabar itu disampaikan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menghindari panasnya musim panas di Tokyo.
Pengumuman itu juga membuat marah Gubernur Tokyo Yuriko Koike, yang bersikeras bahwa acara bergengsi itu akan tetap diadakan di ibukota. Mutoh mengatakan sementara ada "masalah" dalam proses pengambilan keputusan, namun keputusan itu tepat untuk melindungi para atlet.
"Prosesnya agak mendadak. Tapi keputusannya tepat," katanya.
"Jika kita melanjutkan rencana awal kita untuk mengadakan pertandingan maraton dan lomba jalan kaki di Tokyo, dan berakhir dengan atlet dilarikan ke rumah sakit, reaksi publik bisa sangat besar."
Olimpiade Tokyo akan berlangsung mulai 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.
(sef/sef) Next Article Olimpiade Tokyo Bakal Ditunda hingga Dua Tahun?
Most Popular