Airlangga Bingung, Bunga Kredit Masih Tinggi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 December 2019 18:30
Pertumbuhan kredit korporasi terhambat karena bunga tinggi
Foto: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa pertumbuhan kredit yang hanya tumbuh 8% tahun ini terhambat karena tingginya rata-rata bunga korporasi.

Lebih lanjut, Airlangga menyebut bahwa saat ini rata-rata bunga korporasi itu masih 10,7%. Padahal tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) sudah turun empat kali dan terakhir dipertahankan 5%.


"Jadi spread dari 5% ke 10,7% itu tidak mendorong kredit ini tumbuh dan ini salah satu persoalan," ujar Airlangga di kantornya, Jumat (20/12/2019).

Maka dari itu, lanjut dia pihaknya sudah menyampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk bisa megimbau kepada perbankan untuk bisa mentransmisikan suku bunga BI itu cepat.

Oleh karena itu, Airlangga mengkonfirmasi bahwa perusahaan di tengah ketidakpastian global ini lebih menahan untuk tidak melakukan investasi.

"Memang terkait apa yang terjadi di global wait and see dan domestik market seharusnya bisa di dorong," tutur Airlangga.



Sebelumnya, BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada November 2019 mencapai 6,53%. Realisasi pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 7,89%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan permintaan kredit korporasi yang belum kuat menjadi salah satu alasan kenapa pertumbuhan kredit 'loyo'.

Pertumbuhan kredit yang 'loyo' juga dikarenakan dana pihak ketiga (DPK) pada Oktober 2019 hanya tumbuh 6,29%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit pada September 2019 yang mencapai 7,47%.

Oleh karena itu, BI memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini hanya mampu tumbuh pada kisaran 8%-10%, di bawah target pertumbuhan kredit BI pada 2019 yang diperkirakan bisa mencapai 10%-12%.

"Pertumbuhan kredit perbankan 2019 diperkirakan sekitar 8% dan ditopang oleh pertumbuhan DPK yang juga hanya tumbuh 8%," jelas Perry dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (19/12/2019).

Pada 2020, pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK, BI memperkirakan akan membaik, masing-masing bisa tumbuh dalam kisaran 10%-12% dan 8%-10%. Sejalan dengan prospek peningkatan ekonomi.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Pemerintah Siapkan Jaminan Kredit Korporasi Rp 100 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular