
Alokasi Domestik 60%, PLN Lirik Gas Masela
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
19 December 2019 18:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan SKK Migas saat ini tengah membantu Inpex selaku operator untuk mengurus segala macam perizinan, AMDAL, hingga mencari pembeli gas dari proyek lapangan Abadi ini.
Terkait pembeli menurutnya PLN kemungkinan akan menyerap sekitar 2-3 juta ton per tahun (mtpa). Namun, saat ini PLN masih menunggu Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Selain PLN calon pembeli lain adalah Tokyo Gas dan PGN, di mana PGN akan mensupply ke industri.
Dari komitmen ini, Dwi Soetjipto memperkirakan calon pembeli setidaknya sudah mencapai 40-50% dari kapasitas produksi LNG 9,5 mtpa. "Sekarang barang kali at least 40-50% sudah ada yang menyampaikan minatnya untuk mengambil," terangnya selepas Sosialisasi Proyek LNG Abadi Kepada Industri Nasional Penunjang Hulu Migas, Kamis (19/12/2019).
Blok Masela ini diperkirakan akan berproduksi pada 2027. Di tahun tersebut produksi gas dari beberapa blok akan menurun sehingga gas dari Blok Masela bisa menggantikan penurunan pasokan tersebut.
Lebih lanjut Dwi mengatakan calon pembeli kebanyakan dari domestik. Dari luar negeri yang komitmen sejauh ini baru Jepang. Permasalahan saat ini menurutnya terjadi kelebihan pasokan gas di dunia. Ini menjadi tantangan sebelum berbicara mengenai harga.
"Dari pihak marketing yang ditunggu itu kan letter of intent (LOI) dari perusahaan-perusahaan. Bahwa memang dia akan berminat mengambil pada jumlah tertentu. Tapi yang diharapkan adalah end user," terangnya.
Menurut Dwi produksi LNG Blok Masela diutamakan untuk diserap di dalam negeri. Jika sudah tidak ada yang menyerap baru diserap ke luar negeri. Berdasarkan perhitungan, menurut Dwi sekitat 60% untuk dalam negeri dan 40% untuk ekspor.
Terkait progres pengembangan saat ini, Inpex tengah tender untuk menentukan perusahaan yang akan melakukan FEED. Selanjutnya SKK dan Inpex akan buka tender untuk mengerjakan Engineering, Procurement and, Construction (EPC). "Untuk perizinan alhamdulillah kita mendapat support yang bagus dari berbagai kementerian dan juga pemerintah daerah," ujar Dwi.
(gus/gus) Next Article Optimalisasi TKDN Proyek Gas Masela Capai Rp 73 T
Terkait pembeli menurutnya PLN kemungkinan akan menyerap sekitar 2-3 juta ton per tahun (mtpa). Namun, saat ini PLN masih menunggu Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Selain PLN calon pembeli lain adalah Tokyo Gas dan PGN, di mana PGN akan mensupply ke industri.
Dari komitmen ini, Dwi Soetjipto memperkirakan calon pembeli setidaknya sudah mencapai 40-50% dari kapasitas produksi LNG 9,5 mtpa. "Sekarang barang kali at least 40-50% sudah ada yang menyampaikan minatnya untuk mengambil," terangnya selepas Sosialisasi Proyek LNG Abadi Kepada Industri Nasional Penunjang Hulu Migas, Kamis (19/12/2019).
Lebih lanjut Dwi mengatakan calon pembeli kebanyakan dari domestik. Dari luar negeri yang komitmen sejauh ini baru Jepang. Permasalahan saat ini menurutnya terjadi kelebihan pasokan gas di dunia. Ini menjadi tantangan sebelum berbicara mengenai harga.
"Dari pihak marketing yang ditunggu itu kan letter of intent (LOI) dari perusahaan-perusahaan. Bahwa memang dia akan berminat mengambil pada jumlah tertentu. Tapi yang diharapkan adalah end user," terangnya.
Menurut Dwi produksi LNG Blok Masela diutamakan untuk diserap di dalam negeri. Jika sudah tidak ada yang menyerap baru diserap ke luar negeri. Berdasarkan perhitungan, menurut Dwi sekitat 60% untuk dalam negeri dan 40% untuk ekspor.
Terkait progres pengembangan saat ini, Inpex tengah tender untuk menentukan perusahaan yang akan melakukan FEED. Selanjutnya SKK dan Inpex akan buka tender untuk mengerjakan Engineering, Procurement and, Construction (EPC). "Untuk perizinan alhamdulillah kita mendapat support yang bagus dari berbagai kementerian dan juga pemerintah daerah," ujar Dwi.
(gus/gus) Next Article Optimalisasi TKDN Proyek Gas Masela Capai Rp 73 T
Most Popular