
Produksi Batubara Sudah Capai 502,6 Juta Ton, Lampaui Target
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
11 December 2019 15:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi produksi batu bara hingga awal Desember sudah melampaui target.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan sampai 9 Desember 2019 produksi batu bara mencapai 502,6 juta ton melebihi target tahun ini sebesar 489,7 juta ton.
Capaian produksi Minerba selain batu bara di antaranya, konsentrat tembaga mencapai 1,26 juta ton 71,55% dari target tahun ini 1.76 juta ton. Emas mencapai 87,36 ton 72,80% dari target tahun ini 120 ton. Perak 394,26 ton 135,95% dari target tahun ini 290 ton.
Kemudian, Timah mencapai 63,9 ribu ton 91,30% dari target tahun ini 70 ribu ton. Olahan Nikel mencapai 1,51 juta ton 175,73% dari target tahun ini 860.000 ton. Terakhir Nikel Matte mencapai 58,4 ribu ton 74,96% dari target 78 ribu.
"Mineral cukup lumayan baik emas, timah, nikel, tembaga masih bagus cuma ini adalah temuan-temuan atau hasil eksplorasi 10-20 tahun lalu, sekarang ada beberapa tapi tidak banyak. Jika eksplorasi tidak baik maka 15 tahun lagi kita nggak ketemu lagi tambang," ungkapnya dalam Indonesia Mining Outlook 2020 di The Dharmawangsa Hotel, Rabu, (11/12/2019).
Lebih lanjut dirinya mengatakan penerimaan negara cukup bagus baik pajak dan non pajak. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2019 sampai 6 Desember 2019 mencapai Rp 40,32 triliun atau 93,18% dari target tahun ini Rp 43,20 triliun.
"Kemudian nilai tambang ini sesuai arahan presiden bahwa kalau nilai tambah berhasil dengan baik defisit transaksi berjalan bisa diselesaikan 3 tahun. Sehingga batubara juga harus mulai," imbuhnya.
Menurutnya komoditas batubara cukup riskan dengan hadirnya energi baru terbarukan. Semakin cepat energi terbarukan masuk, batubara akan tergusur. Apalagi Eropa dan Amerika Serikat (AS) tidak pro lagi dengan penggunaan energi berbasis batu bara.
(dru) Next Article Penampakan Bongkar Muat Batu Bara di Tanjung Priok
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan sampai 9 Desember 2019 produksi batu bara mencapai 502,6 juta ton melebihi target tahun ini sebesar 489,7 juta ton.
Capaian produksi Minerba selain batu bara di antaranya, konsentrat tembaga mencapai 1,26 juta ton 71,55% dari target tahun ini 1.76 juta ton. Emas mencapai 87,36 ton 72,80% dari target tahun ini 120 ton. Perak 394,26 ton 135,95% dari target tahun ini 290 ton.
"Mineral cukup lumayan baik emas, timah, nikel, tembaga masih bagus cuma ini adalah temuan-temuan atau hasil eksplorasi 10-20 tahun lalu, sekarang ada beberapa tapi tidak banyak. Jika eksplorasi tidak baik maka 15 tahun lagi kita nggak ketemu lagi tambang," ungkapnya dalam Indonesia Mining Outlook 2020 di The Dharmawangsa Hotel, Rabu, (11/12/2019).
Lebih lanjut dirinya mengatakan penerimaan negara cukup bagus baik pajak dan non pajak. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2019 sampai 6 Desember 2019 mencapai Rp 40,32 triliun atau 93,18% dari target tahun ini Rp 43,20 triliun.
"Kemudian nilai tambang ini sesuai arahan presiden bahwa kalau nilai tambah berhasil dengan baik defisit transaksi berjalan bisa diselesaikan 3 tahun. Sehingga batubara juga harus mulai," imbuhnya.
Menurutnya komoditas batubara cukup riskan dengan hadirnya energi baru terbarukan. Semakin cepat energi terbarukan masuk, batubara akan tergusur. Apalagi Eropa dan Amerika Serikat (AS) tidak pro lagi dengan penggunaan energi berbasis batu bara.
(dru) Next Article Penampakan Bongkar Muat Batu Bara di Tanjung Priok
Most Popular