Jokowi Ogah RI Impor Produk Kimia 4 Tahun Lagi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 December 2019 18:26
Jokowi menargetkan impor produk petrokimia bisa berakhir 4 tahun ke depan.
Foto: Jokowi (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia tidak akan mengimpor lagi bahan kimia yang selama ini menjadi bahan baku petrokimia dalam 3-4 tahun mendatang.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi usai meresmikan ruas jalan tol Kunciran - Serpong, Tangerang, yang merupakan bagian dari ruas tol JORR II yang melingkari Jakarta sepanjang 110 kilometer, Jumat (6/12/2019).

"Kita tidak usah impar-impor lagi untuk produk kimia, bisa kita produksi dalam negeri. Target kita 3-4 tahun rampung," tegas Jokowi.

Jokowi bersama sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju memang sempat meresmikan pengoperasian pabrik baru polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP II), Cilegon, Banten, Jumat siang.



Chandra Asri saat ini mengoperasikan pabrik baru polyethylene yang mampu memproduksi 400 ribu ton dan yang akan menjadikan total produksi polyethylene perusahaan menjadi 736 ribu ton per tahun.

Hingga 2024, perusahaan juga akan membangun kawasan pabrik petrokimia dengan investasi sekitar Rp 60 - Rp 80 triliun. Target pembangunannya, diharapkan bisa dieksekusi selama empat tahun ke depan.

Jokowi menegaskan akan memberikan berbagai fasilitas, termasuk fasilitas perpajakan untuk memudahkan investor di sektor petrokimia. Menurutnya, sektor ini memegang peranan penting dalam upaya menekan lonjakan impor yang berdampak pada defisit perdagangan dan transaksi berjalan (CAD).

"Karena ini adalah dalam rangka subtitusi barang impor, produk impor, siapapun yang masuk dalam penanaman modal, yang berkaitan dengan petrochemical, akan kita beri tax holiday,"

"Karena bukan Chandra Asri tapi ada juga investasi lain, penanaman modal perusahaan lain yang mulai masuk ke petrokimia," jelasnya.

Catatan Jokowi, defisit dari produk petrokimia sepanjang 2018 mencapai Rp 193 triliun. Tahun lalu, ekspor petrokimia Indonesia berbanding terbalik dengan impor petrokimia yang justru melonjak.

"Impor kita untuk petrokimia itu gede banget hampir Rp 317 triliun. Gede banget. Itu yang menyebabkan defisit transaksi berjalan kita, yang menyebabkan defisit neraca perdagangan kita di situ," tegasnya.

Jokowi mengaku yakin bisa menekan angka impor yang selama ini menjadi biang kerok defisit transaksi berjalan membengkak melalui berbagai program pemerintah. Mulai dari B20, hingga diversifikasi produk.

"Nanti ada B20, B30 sebentar lagi. Nanti kita akan launching yang B20. Itu juga akan mengurangi impor minyak. Kemudian juga avtur, yang juga sudah mulai turun drastis karena bisa kita produksi juga di dalam negeri," katanya.

"Gas elpiji nanti terdiversifikasi batu bara juga bisa kita potong kurangi lagi, dan akan mengurangi semuanya," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Pak Jokowi, Bangun Kilang BBM Wajib Ada Petrokimia Biar Cuan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular