
Miris, Industri Pupuk RI Sekarat di Tengah Berlimpahnya Gas!
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
06 December 2019 17:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pupuk nasional terancam sekarat karena kurangnya pasokan gas. Jika tidak segera di atasi masalah ini akan membuat industri pupuk menutup pabriknya dan target produksi pupuk nasional bisa-bisa tidak tercapai.
Berdasarkan data Pupuk Indonesia, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Kujang dan PT Petrokimia Gresik masih kekurangan pasokan gas sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk.
Sementara untuk Pusri Palembang, pasokan gas tidak ada masalah sampai 2023. Tapi alokasi untuk 2024 belum terjamin dan diperkirakan akan kurang.
Peristiwa serupa sebenarnya juga pernah terjadi di tahun 2013. Mengutip situs resmi Kementerian Perindustrian, pada 2013 kekurangan pasokan gas juga dialami oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Untuk antisipasi jangka pendek, PIM diupayakan mendapatkan gas dari kilang Arun, yang mengolah gas dari ladang Tangguh, Papua Barat milik BP.
Namun karena jarak yang jauh, biaya yang harus ditanggung pun lebih besar. Untuk 1 kargo gas dengan muatan 3.300 million metric standard cubic gas (mmscfd) sehingga PIM harus merogoh US$ 24juta.
Akibatnya, PIM terpaksa menonaktifkan satu dari dua pabrik yang ada. Produksi PIM dengan mengoperasikan satu pabrik mencapai 50.000 ton per bulan.
Hal tersebut kembali terjadi di tahun ini. Jika berlarut-larut maka akan sangat sulit untuk mencapai target produksi pupuk dalam negeri.
Menurut Direktorat Jenderal Minyak danGasBumiKementerianESDM, jenis gas yang digunakan untuk produksi pupuk adalah gas lean gassepertimetanadanetana yang jumlahnya melimpah di alam.
Selain itu, RI juga memiliki cadangan gas terbesar kedua di Asia Pasifik hanya kalah dari China. Menurut BP, cadangan gas Indonesia mencapai 2,8 triliun m3 pada 2018. Jika produksi gas alam Indonesia per tahun mencapai 72,8 miliar m3 maka cadangan tersebut cukup untuk kurang lebih 40 tahun ke depan.
Berdasarkan data Pupuk Indonesia, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Kujang dan PT Petrokimia Gresik masih kekurangan pasokan gas sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk.
Peristiwa serupa sebenarnya juga pernah terjadi di tahun 2013. Mengutip situs resmi Kementerian Perindustrian, pada 2013 kekurangan pasokan gas juga dialami oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Untuk antisipasi jangka pendek, PIM diupayakan mendapatkan gas dari kilang Arun, yang mengolah gas dari ladang Tangguh, Papua Barat milik BP.
Namun karena jarak yang jauh, biaya yang harus ditanggung pun lebih besar. Untuk 1 kargo gas dengan muatan 3.300 million metric standard cubic gas (mmscfd) sehingga PIM harus merogoh US$ 24juta.
Akibatnya, PIM terpaksa menonaktifkan satu dari dua pabrik yang ada. Produksi PIM dengan mengoperasikan satu pabrik mencapai 50.000 ton per bulan.
Hal tersebut kembali terjadi di tahun ini. Jika berlarut-larut maka akan sangat sulit untuk mencapai target produksi pupuk dalam negeri.
Menurut Direktorat Jenderal Minyak danGasBumiKementerianESDM, jenis gas yang digunakan untuk produksi pupuk adalah gas lean gassepertimetanadanetana yang jumlahnya melimpah di alam.
![]() |
Selain itu, RI juga memiliki cadangan gas terbesar kedua di Asia Pasifik hanya kalah dari China. Menurut BP, cadangan gas Indonesia mencapai 2,8 triliun m3 pada 2018. Jika produksi gas alam Indonesia per tahun mencapai 72,8 miliar m3 maka cadangan tersebut cukup untuk kurang lebih 40 tahun ke depan.
Next Page
Masalahnya di Distribusi
Pages
Most Popular