Di Shanghai, Luhut Pamer Capaian Energi 'Hijau' RI

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 December 2019 15:03
Capaian energi hijau dipamerkan oleh Luhut.
Foto: Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan saat menjadi pembicara dalam Bloomberg new energy finance (bnef) forum di Shanghai (4/12). Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Panjaitan mengatakan Indonesia mulai menggunakan energi ramah lingkungan. Hal ini diungkapkannya saat menjadi pembicara di Forum Bloomberg New Energy Finance yang berlangsung di Shanghai pada hari Rabu (04/12/2019).

"Sejauh ini Indonesia telah mengimplementasikan B20. Pada 2020 nanti kami akan mulai implementasi B30 (awal 2020)," kata Luhut dari rilis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (5/12).

Mantan Kepala Staf Presiden itu juga menyebut perlu mendorong cara lain untuk menjadikan energi ramah lingkungan sebagai pilar utama pendorong di masa depan.

"Kami berkomitmen untuk mengurangi emisi 29 persen hingga tahun 2030. Salah satu usaha yang kami lakukan adalah mendorong penggunaan mobil listrik. Selain itu, kami juga mendorong penggunaan biodiesel," katanya.



Upaya tersebut juga dilakukan demi menjalankan Paris Agreement, yakni dengan menekan emisi karbon.

Luhut juga menyebut Indonesia sedang berupaya untuk mengubah Indonesia dari yang berbasis komoditi menjadi nilai tambah, seperti nikel ore menjadi stainless steel/karbon steel sampai baterai litium. Cara tersebut diyakini bisa mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

"Selama ini kami hanya mengimpor bahan mentah, kini kami bertransformasi kepada ekspor bahan yang bernilai tambah. Pelarangan ekspor bijih nikel adalah merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan ekspor produk nikel melalui pengolahan bahan mentah menjadi produk ekspor yang memiliki nilai tambah, dan pada akhirnya mampu mengurangi defisit transaksi berjalan," jelasnya.

Ia juga menjelaskan Indonesia saat ini memiliki kawasan industri khusus produksi nikel dan baterai kendaraan yakni di Morowali dan di Weda Bay, Halmahera.

"Diharapkan ekspor dari hasil pengolahan mineral di Morowali diproyeksikan dapat mencapai angka US$35 miliar pada 2025 nanti," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Di Depan Investor, Luhut Cerita Hong Kong Sengsara Soal Demo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular