
Airlangga Aklamasi Ketua Umum Golkar dan Pil Pahit Bamsoet
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 December 2019 13:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhelatan Musyawarah Nasional X Partai Golongan Karya hampir mendekati akhir. Berdasarkan informasi yang dihimpun, munas akan ditutup nanti malam oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
Salah satu momen krusial dari munas adalah pengesahan dan penetapan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum periode 2019-2024. Seperti dilaporkan detik.com, walau terpilih secara aklamasi, terpilihnya Airlangga sempat diwarnai sejumlah drama.
Sejak mula, Airlangga memiliki lawan kuat, yaitu Bambang Soesatyo yang menjabat sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Setelah peristiwa itu, Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, sempat menyatakan cooling down.
Namun, Bamsoet kembali menyatakan dan mendaftarkan diri sebagai caketum Golkar. Langkah Bamsoet diikuti sejumlah kader lain hingga Golkar mempunya sembilan kandidat yang mendaftar
Sebelum munas berlangsung pada Selasa (3/12), kandidat caketum Golkar yang dinyatakan lolos administrasi hanya lima orang dari total sembilan orang pendaftar. Mereka yang lolos administrasi adalah Ridwan Hisjam, Airlangga, Bamsoet, Agun Gunandjar, dan Ali Yahya. Empat nama lain, yakni Aris Mandji, Derek Loupatty, Indra Bambang Utoyo, dan Achmad Annama, dinyatakan gagal memenuhi prasyarat administrasi.
Namun, sebelum malam pembukaan, tiga dari lima kandidat caketum Golkar menyatakan mundur. Mereka adalah Bamsoet, Agun Gunandjar, dan Ali Yahya. Bamsoet mengatakan pengunduran diri itu terasa pahit. Namun, demi keutuhan Golkar, langkah itu harus dilakukan. Bamsoet mundur setelah bertemu dengan Airlangga dan politisi senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Kemaritiman dan Investasi sore sebelum munas.
"Kebesaran hati untuk menerima fakta politik sangat dihargai. Kita semua tahu bahwa sebenarnya titik kemenangan sudah terjangkau. Tapi sudahlah. Kita harus dahulukan kepentingan yang lebih besar, yakni keutuhan Partai Golkar," kata Bamsoet dalam keterangannya.
Setelah tiga caketum itu mundur, Airlangga otomatis hanya tinggal berhadapan dengan Ridwan Hisjam. Namun Ridwan seperti tak berdaya melawan Airlangga. Ini lantaran dalam pemandangan umum pengurus DPD tingkat I-II serta ormas dan sayap Golkar, Rabu (4/12/2019), semuanya menyatakan memilih Airlangga.
"Karena ini lapangnya suasana dalam keadaan kondisi yang sejuk tidak ada calon lagi, sepakat kah dalam forum rapat munas X ini untuk mempersingkat dan kami tetapkan sebagai Ketua Umum DPP Golkar periodisasi 2019-2024, setuju?," kata Ketua Sidang Munas X Golkar Azis Syamsuddin di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (4/12/2019) malam dan disambut teriakan 'setuju' oleh peserta munas.
Sekretaris Sidang Munas X Golkar M Sarmudji lantas membacakan keputusan munas. Airlangga langsung ditetapkan sebagai ketum Golkar malam itu juga.
"Mengangkat dan mengesahkan Saudara Ir Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar masa bakti 2019-2024," ujar Sarmudji.
(miq/miq) Next Article Bamsoet Mundur, Airlangga Aklamasi Jadi Ketua Umum Golkar?
Salah satu momen krusial dari munas adalah pengesahan dan penetapan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum periode 2019-2024. Seperti dilaporkan detik.com, walau terpilih secara aklamasi, terpilihnya Airlangga sempat diwarnai sejumlah drama.
Sejak mula, Airlangga memiliki lawan kuat, yaitu Bambang Soesatyo yang menjabat sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Setelah peristiwa itu, Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, sempat menyatakan cooling down.
Sebelum munas berlangsung pada Selasa (3/12), kandidat caketum Golkar yang dinyatakan lolos administrasi hanya lima orang dari total sembilan orang pendaftar. Mereka yang lolos administrasi adalah Ridwan Hisjam, Airlangga, Bamsoet, Agun Gunandjar, dan Ali Yahya. Empat nama lain, yakni Aris Mandji, Derek Loupatty, Indra Bambang Utoyo, dan Achmad Annama, dinyatakan gagal memenuhi prasyarat administrasi.
Namun, sebelum malam pembukaan, tiga dari lima kandidat caketum Golkar menyatakan mundur. Mereka adalah Bamsoet, Agun Gunandjar, dan Ali Yahya. Bamsoet mengatakan pengunduran diri itu terasa pahit. Namun, demi keutuhan Golkar, langkah itu harus dilakukan. Bamsoet mundur setelah bertemu dengan Airlangga dan politisi senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Kemaritiman dan Investasi sore sebelum munas.
"Kebesaran hati untuk menerima fakta politik sangat dihargai. Kita semua tahu bahwa sebenarnya titik kemenangan sudah terjangkau. Tapi sudahlah. Kita harus dahulukan kepentingan yang lebih besar, yakni keutuhan Partai Golkar," kata Bamsoet dalam keterangannya.
Setelah tiga caketum itu mundur, Airlangga otomatis hanya tinggal berhadapan dengan Ridwan Hisjam. Namun Ridwan seperti tak berdaya melawan Airlangga. Ini lantaran dalam pemandangan umum pengurus DPD tingkat I-II serta ormas dan sayap Golkar, Rabu (4/12/2019), semuanya menyatakan memilih Airlangga.
"Karena ini lapangnya suasana dalam keadaan kondisi yang sejuk tidak ada calon lagi, sepakat kah dalam forum rapat munas X ini untuk mempersingkat dan kami tetapkan sebagai Ketua Umum DPP Golkar periodisasi 2019-2024, setuju?," kata Ketua Sidang Munas X Golkar Azis Syamsuddin di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (4/12/2019) malam dan disambut teriakan 'setuju' oleh peserta munas.
Sekretaris Sidang Munas X Golkar M Sarmudji lantas membacakan keputusan munas. Airlangga langsung ditetapkan sebagai ketum Golkar malam itu juga.
"Mengangkat dan mengesahkan Saudara Ir Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar masa bakti 2019-2024," ujar Sarmudji.
(miq/miq) Next Article Bamsoet Mundur, Airlangga Aklamasi Jadi Ketua Umum Golkar?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular