
RI Gertak Eropa dengan Airbus, Lion Air Sebut Berisiko
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
03 December 2019 17:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu pemesan Airbus, Lion Air Group, angkat bicara perihal ancaman pemerintah Indonesia soal posisi tawar dalam perdagangan dengan Uni Eropa. Eropa selama ini memang banyak menekan produk sawit (CPO) dengan kebijakan yang dianggap diskriminatif.
Managing Director Lion Group Daniel Putut Kuncoro Adi, sulit percaya bahwa Airbus akan dilarang berjualan di Indonesia. Ia menilai soal pernyataan pemerintah bagian dari urusan politik.
"Ah enggak lah. Itu kebijakan politik. Kita enggak mungkin bisa sampai dilarang begitu, kan pasti risikonya panjang," ungkap Daniel Putut kepada CNBC Indonesia ketika ditemui di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Ia menjelaskan bahwa kerja sama antara Lion Air Group dengan pabrikan Airbus merupakan hubungan business to business (B to B). Daniel Putut mengaku Lion sudah telanjur memesan ratusan pesawat. Beberapa di antaranya sudah diserahterimakan dan digunakan untuk melayani pelanggan Lion Air Group.
"[Kerja sama] jangka panjang, masih sampai ratusan [unit pesanan]," ungkapnya.
Ia enggan memberikan rekomendasi ataupun protes kepada pemerintah terkait hal ini. "Kita enggak berani mengomentari masalah yang non-aviasi," tandasnya.
Sebagai catatan, belum lama ini, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa menegaskan bahwa pemerintah tak akan tinggal diam ketika produk ekspor unggulan berupa CPO didiskriminasi di pasar Eropa.
"Tentunya, Indonesia tidak akan tinggal diam dalam menyikapi diskriminasi ini," kata Jokowi dalam kesempatan saat menerima kunjungan delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa - ASEAN (EU - ASEAN Business Council)
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengatakan bahwa Indonesia adalah pembeli Airbus terbesar.
"Kami ingatkan, Indonesia is the biggest buyer Airbus dan masih ada order 200 unit pesawat. Jadi kami jalan keluar terkait masalah biodiesel di Eropa," kata di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Airlangga pun melanjutkan, "mereka [Eropa] mendorong CEPA [Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa], tapi saya sampaikan bahwa sawit diskriminasi, terutama untuk biofuel, di mana market Indonesia di Eropa US$ 650 juta dan [kerja sama] perdagangan kita di Eropa US$ 31 miliar."
Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, total order pesawat Airbus dari Indonesia hingga Oktober 2019 mencapai 313 unit sedangkan total delivery mencapai 95 unit. Indonesia menyumbang 5,7% dari total order di kawasan Asia Pasifik.
Dari total pemesanan tersebut, maskapai penerbangan Citilink memesan 25 unit, Garuda 58 unit dan terbanyak Lion Air 230 unit.
(hoi/hoi) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Managing Director Lion Group Daniel Putut Kuncoro Adi, sulit percaya bahwa Airbus akan dilarang berjualan di Indonesia. Ia menilai soal pernyataan pemerintah bagian dari urusan politik.
"Ah enggak lah. Itu kebijakan politik. Kita enggak mungkin bisa sampai dilarang begitu, kan pasti risikonya panjang," ungkap Daniel Putut kepada CNBC Indonesia ketika ditemui di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Ia menjelaskan bahwa kerja sama antara Lion Air Group dengan pabrikan Airbus merupakan hubungan business to business (B to B). Daniel Putut mengaku Lion sudah telanjur memesan ratusan pesawat. Beberapa di antaranya sudah diserahterimakan dan digunakan untuk melayani pelanggan Lion Air Group.
"[Kerja sama] jangka panjang, masih sampai ratusan [unit pesanan]," ungkapnya.
Ia enggan memberikan rekomendasi ataupun protes kepada pemerintah terkait hal ini. "Kita enggak berani mengomentari masalah yang non-aviasi," tandasnya.
Sebagai catatan, belum lama ini, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa menegaskan bahwa pemerintah tak akan tinggal diam ketika produk ekspor unggulan berupa CPO didiskriminasi di pasar Eropa.
"Tentunya, Indonesia tidak akan tinggal diam dalam menyikapi diskriminasi ini," kata Jokowi dalam kesempatan saat menerima kunjungan delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa - ASEAN (EU - ASEAN Business Council)
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengatakan bahwa Indonesia adalah pembeli Airbus terbesar.
"Kami ingatkan, Indonesia is the biggest buyer Airbus dan masih ada order 200 unit pesawat. Jadi kami jalan keluar terkait masalah biodiesel di Eropa," kata di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Airlangga pun melanjutkan, "mereka [Eropa] mendorong CEPA [Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa], tapi saya sampaikan bahwa sawit diskriminasi, terutama untuk biofuel, di mana market Indonesia di Eropa US$ 650 juta dan [kerja sama] perdagangan kita di Eropa US$ 31 miliar."
Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, total order pesawat Airbus dari Indonesia hingga Oktober 2019 mencapai 313 unit sedangkan total delivery mencapai 95 unit. Indonesia menyumbang 5,7% dari total order di kawasan Asia Pasifik.
Dari total pemesanan tersebut, maskapai penerbangan Citilink memesan 25 unit, Garuda 58 unit dan terbanyak Lion Air 230 unit.
(hoi/hoi) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Most Popular