
UMK Karawang Tertinggi, Toyota Kencangkan Ikat Pinggang
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
29 November 2019 07:13

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) sampai 8,51% membuat pengusaha khawatir. Apalagi UMK seperti Karawang termasuk yang tertinggi di Indonesia hingga Rp 4,59 juta. Di Karawang banyak industri padat modal seperti otomotif, tak kecuali Toyota.
Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menyebut ada kekhawatiran makin melambungnya biaya produksi, terutama dari aspek tenaga kerja.
"Ada kekhawatiran seperti itu, tapi kita bisa me-manage dengan memangkas biaya-biaya produksi yang nggak perlu. Jadi bisa kita pakai untuk menekan kenaikan tersebut," katanya di sela-sela "Electric Vehicle Indonesia Forum & Exhibition" di Opus Ballroom, The Tribata Exhibition, Jalan Darmawangsa, Selasa (26/11).
Ia mengatakan sebagai industri padat modal Toyota belum memikirkan untuk pindah pabrik, meski harus membayar UMK dengan nilai terbesar di Indonesia. Toyota memiliki pabrik Karawang di bawah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
"Nggak mudah pindahkan pabrik. Tapi kita dengar yang pindah ke Jateng karena UMK lebih kecil. Kearifan dari masing-masing pemerintah lokal itu yang kita harapkan," kata Fransiscus.
Kenaikan upah yang berdampak pada biaya produksi berbarengan dengan kondisi pasar otomotif yang sedang lesu, bahkan Toyota termasuk kena dampaknya.
Sepanjang Januari - Oktober 2019, penjualan Toyota mencapai 275.374 unit, turun sekitar 6,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Total pasar otomotif turun 13%. Untungnya Toyota turun 6-7%. Jadi masih bisa lebih bagus," katanya.
Ia menilai penurunan penjualan mobil karena banyak faktor antara lain perubahan pola hidup masyarakat hingga kondisi global yang mengalami perlambatan kena imbas perang dagang yang merusak rantai pasok barang dan jasa.
"Setelah trade war berlanjut global resesi isu. Jadi konsumen bisa dibilang menyimpan duit di bawah bantal, jadi nggak mau spending buat barang yang nggak diperlukan saat ini. Kalau keperluan dasar mereka mau spending," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Rekor Lagi! UMK 2020 Karawang Rp 4,59 Juta, Tertinggi di RI
Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menyebut ada kekhawatiran makin melambungnya biaya produksi, terutama dari aspek tenaga kerja.
"Ada kekhawatiran seperti itu, tapi kita bisa me-manage dengan memangkas biaya-biaya produksi yang nggak perlu. Jadi bisa kita pakai untuk menekan kenaikan tersebut," katanya di sela-sela "Electric Vehicle Indonesia Forum & Exhibition" di Opus Ballroom, The Tribata Exhibition, Jalan Darmawangsa, Selasa (26/11).
Ia mengatakan sebagai industri padat modal Toyota belum memikirkan untuk pindah pabrik, meski harus membayar UMK dengan nilai terbesar di Indonesia. Toyota memiliki pabrik Karawang di bawah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
"Nggak mudah pindahkan pabrik. Tapi kita dengar yang pindah ke Jateng karena UMK lebih kecil. Kearifan dari masing-masing pemerintah lokal itu yang kita harapkan," kata Fransiscus.
Kenaikan upah yang berdampak pada biaya produksi berbarengan dengan kondisi pasar otomotif yang sedang lesu, bahkan Toyota termasuk kena dampaknya.
Sepanjang Januari - Oktober 2019, penjualan Toyota mencapai 275.374 unit, turun sekitar 6,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Total pasar otomotif turun 13%. Untungnya Toyota turun 6-7%. Jadi masih bisa lebih bagus," katanya.
Ia menilai penurunan penjualan mobil karena banyak faktor antara lain perubahan pola hidup masyarakat hingga kondisi global yang mengalami perlambatan kena imbas perang dagang yang merusak rantai pasok barang dan jasa.
"Setelah trade war berlanjut global resesi isu. Jadi konsumen bisa dibilang menyimpan duit di bawah bantal, jadi nggak mau spending buat barang yang nggak diperlukan saat ini. Kalau keperluan dasar mereka mau spending," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Rekor Lagi! UMK 2020 Karawang Rp 4,59 Juta, Tertinggi di RI
Most Popular