Pidato Nadiem Soal Guru Viral, PGRI: Itu Bukan Hal yang Baru!

Redaksi, CNBC Indonesia
24 November 2019 16:05
Pidato Nadiem Soal Guru Viral, PGRI: Itu Bukan Hal yang Baru!
Foto: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memberikan tanggapan perihal pidato jelang Hari Guru Nasional 2019 yang dituliskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Secara umum, PGRI mengapresiasi pidato itu.

"Tapi sebenarnya itu bukan sesuatu yang baru. PGRI sudah lama sekali mengatakan itu," ujar Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi kepada CNN Indonesia di Jakarta, Sabtu (23/11/2019), seperti dikutip CNBC Indonesia pada Minggu (24/11/2019).

Secara ringkas, dalam pidato itu Nadiem meminta guru melakukan berbagai perubahan tanpa harus menunggu perintah. Pendiri Gojek itu juga menyinggung sejumlah kendala yang kerap dihadapi guru mulai dari kurikulum hingga birokrasi.

Pidato singkat sepanjang dua halaman itu pun viral di media sosial dan mendapat komentar positif dari netizen. Nadiem dipuji karena dianggap mampu memberi harapan untuk perubahan di bidang pendidikan.

Ihwal birokrasi, Unifah mengatakan, PGRI sejak dulu telah meminta agar pemerintah menyederhanakan sistem pembelajaran maupun aturan bagi guru di Indonesia. Namun hal itu kerap terhambat birokrasi.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu kajian secara menyeluruh dan hati-hati untuk menentukan sistem pembelajaran yang tepat.

"Beban dikurangi, pembelajaran dibuat efektif, terutama kurikulum, karena kita akan bertemu peraturan yang membelenggu akibat birokrasi. Makanya enggak bisa asal-asalan, harus dikaji," katanya.

Hal lain yang tak kalah penting, lanjut Unifah, adalah memastikan kondisi guru agar mampu mengikuti keinginan dari pidato yang disampaikan Nadiem.



Dalam pidato itu Nadiem menjabarkan sejumlah perubahan kecil yang dapat dilakukan guru, di antaranya dengan mengajak kelas berdiskusi, memberikan kesempatan pada murid untuk mengajar di kelas, hingga menemukan bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

Namun, lanjut Unifah, Nadiem harus memperhatikan kondisi guru terlebih dulu agar lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan. Sementara pemerintah selama ini masih berkutat dengan masalah keterbatasan jumlah guru dan ribuan guru berstatus honorer.

"Kualitas guru sendiri enggak bisa lepas dari kondisi guru. Bagaimana mau bicara kualitas kalau jumlah gurunya kurang? Jadi yang penting membuat guru responsif ke perubahan, sama seperti perubahan kurikulum, apakah semua guru bisa langsung menerima?," tuturnya.

Kendati demikian, Unifah menyadari bahwa pekerjaan itu bukan hanya menjadi tanggung jawab Nadiem melainkan juga para bawahannya di kementerian. Ia menyebut Nadiem harus memberi arahan yang jelas kepada bawahannya agar keinginan yang disampaikan di pidato dapat segera dieksekusi.

"Itu tidak selesai dengan pidato. Harus dilanjutkan karena pemegang daulat bukan ke menteri tapi ke staf-stafnya yang memegang itu," kata Unifah.
PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2019

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua,

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik.

Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambil langkah pertama.

Besok, di manapun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.
* Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
* Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
* Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
* Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
* Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.
Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.

Selamat Hari Guru,
#merdekabelajar #gurupenggerak

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

[Gambas:Video CNBC]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular