Meski Dihantui Korupsi, AS Pede Investasi di RI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
21 November 2019 14:36
Indonesia tetap menarik buat AS untuk jadi tempat investasi
Foto: Duta Besar Amerika Serikat untuk RI Joseph R. Donovan (CNBC Indonesia/Rehia Indrayanti Beru Sebayang)
Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr menyinggung persoalan korupsi yang menghantui Indonesia. Kendati demikian, ternyata hal ini tidak mengurungkan niat perusahaan asal negeri Paman Sam itu untuk berinvestasi di Indonesia.

"Saya pernah hadir pada pertemuan dengan perusahaan-perusahaan AS, dan tidak pernah ada satu kalimat dari mereka bahwa mereka tidak akan berivestasi di Indonesia karena adanya upaya praktik korupsi. Tidak pernah," kata Donovan kepada wartawan dI sela-sela AS-Indonesia Investment Summit, Kamis (21/11/2019).

Kendati demikian, bukan berarti tidak ada hal yang perlu diperbaiki di Indonesia. Menurut Joseph transparansi dan akuntabilitasnya dalam mengelola institusi harus ditingkatkan.

Selain itu, regulasi bisnis di Indonesia juga menantang bagi pengusaha AS. Apalagi dengan kendala birokrasi yang berbelit-belit.

Sementara itu, Kamar Dagang Amerika Serikat bersama Kamar Dagang Indonesia mengeluarkan laporan terbaru mengenai besaran investasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) di Indonesia.

Pada laporan tersebut dijelaskan nilai investasi kini sudah mencapai US$ 36 miliar atau sekitar Rp 504 triliun (US$ 1: Rp 14.000) dari 2013 sampai 2017.

Nilai tersebut lima kali lipat lebih besar dari yang dilaporkan oleh pemerintah Indonesia yang menyatakan bahwa Amerika telah berinvestasi di Indonesia mencapai US$ 7,78 miliar.

Rata-rata kerjasama itu dilakukan dengan perusahaan-perusahaan AS yang bergerak pada kegiatan hulu minyak dan gas (migas) .

"Ini berarti AS kemungkinan merupakan sumber utama investasi asing langsung [Foreign Direct Investment/FDI] di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, melampaui Singapura, Jepang, Inggris, dan China," tulis laporan.

Indonesia memang menjadi pilihan pas untuk berinvestasi. Tapi, dalam laporan tersebut, pengusaha AS tetap meminta adanya reformasi struktural, terkait konsultasi publik sebelum menerbitkan peraturan dan badan pemerintah baru untuk menganalisis dampak regulasi.

Indonesia diharapkan juga meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar badan-badan pemerintahan. Termasuk fokus pada tujuan jangka panjang dan tidak bersikap reaktif ketika ingin mendapatkan satu keinginan.


"Indonesia sering reaktif terhadap kebutuhan dan masalah, alih-alih itu diklaim sebagai rencana yang sudah dipikirkan dengan matang untuk masa depan," tulis laporan itu lagi.

"Dengan fokus pemerintah pada 2045, kami berharap perencanaan jangka panjang akan memandu pembuatan kebijakan untuk maju."

Sementara itu, Managing Director AmCham Indonesia Lim Neumann membenarkan posisi AS sebagai sumber utama FDI dalam beberapa tahun terakhir. "Bahkan, melampaui Singapura, Jepang, Inggris dan China," katanya.

Lim membenarkan skala investasi AS di Indonesia tidak terlihat dari angka-angka resmi yang dikeluarkan pemerintah. Pasalnya, angka yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak mencakup sektor hulu migas, yang secara tradisional merupakan tujuan investasi utama AS.

(sef/sef) Next Article 5 Kali Data Pemerintah, Investasi AS di RI Capai Rp 504 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular