Internasional

Iran Rusuh Karena BBM Naik 50%, Khamenei: Sabotase Asing

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 November 2019 11:49
Demonstrasi melanda Iran akhir pekan kemarin.
Foto: Iran (REUTERS/Morteza Nikoubazl)
Jakarta, CNBC Indonesia - Demonstrasi melanda Iran akhir pekan kemarin. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah hingga 50% membuat sejumlah kelompok marah dan berunjuk rasa.

Demonstrasi terjadi di 100 kota di Iran. Dari kantor berita Fars sekitar 87.000 orang turun ke jalan. Aksi anarkis pun tidak terbendung. Massa yang marah bahkan membakar 100 bank yang tersebar di negara itu.


Mengomentari hal ini, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan mendukung penuh rencana kenaikan BBM. Dalam pidato langsung yang ditayangkan di TV pemerintah, Khamenei mengatakan kekacauan yang timbul dipicu oleh sabotase asing, yang memang menjadi musuh Iran.

"Beberapa orang tidak diragukan khawatir dengan keputusan ini ... tapi sabotase dan pembakaran dilakukan oleh para 'hooligan', bukan orang-orang kami," katanya sebagaimana dikutip dari Reuters.

"Kontra-revolusi dan musuh-musuh Iran selalu mendukung sabotase dan pelanggaran keamanan dan terus melakukannya."

Meski mendukung kenaikan harga bahan bakar, meminta pejabat untuk mencegah kenaikan harga barang-barang lainnya. Di Iran, Khamenei memiliki kendali atas semua masalah negara.


Iran menaikkan harga bensin reguler menjadi 15.000 real (Rp 5.000) per liter dari 10.000 real (Rp 3.300). Iran juga memberlakukan penjatahan BBM.

Di mana setiap satu kendaraan hanya boleh membeli BBM hingga 60 liter per bulan. Pembelian tambahan akan dikenakan harga 30.000 (Rp 10.000) real per liter.

Meski begitu, harga bahan bakar di negara ini masih termasuk yang termurah di dunia.
Iran menyebut dengan menaikkan harga bensin, negara diperkirakan akan memperoleh tambahan pemasukan sekitar US$ 2,55 miliar per tahun.

Dana itu akan digunakan untuk subsidi tambahan untuk 18 juta keluarga miskin. Termasuk sekitar 60 juta warga Iran yang memiliki pendapatan yang lebih rendah.

Sementara itu Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan wajar jika demonstrasi terjadi. Namun, ia tidak menyangka kekerasan akan memakan korban.

Dalam aksi demonstrasi itu, satu perwira polisi dikabarkan tewas. "Orang punya hak untuk protes. Tapi itu berbeda dari kerusuhan," katanya.

Iran merupakan negara yang kaya minyak. Namun negara ini mengalami kesulitan ekonomi karena sanksi yang diberikan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Iran kesulitan menjual minyaknya. Sehingga ini mempengaruhi pendapatan negara tersebut.

[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Iran Dituduh Kembali Pasok BBM Ke Suriah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular