
Cadangan Bauksit RI Terbesar di Dunia Tapi Diekspor Mentah!
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
13 November 2019 15:50

Bogor, CNBC Indonesia - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memaparkan potensi hilirisasi dari bauksit. Dia kesal lantaran selama ini bauksit hanya diekspor dalam bentuk material mentah.
"Indonesia itu memiliki cadangan bauksit terbesar di dunia, tapi kita hanya ekspor saja," kata Luhut di sela Rakornas pemerintah pusat dan Forkopimda di Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu (13/11/2019).
Karena itu, dia mengaku dapat perintah langsung dari Presiden Joko Widodo untuk mengencangkan upaya hilirisasi. Hal ini agar industri pertambangan RI bisa mendapatkan nilai tambah.
"Sekarang Presiden sudah perintahkan tidak. Pak Luhut Sekarang kita bikin hilirisasi," tegas Luhut.
Luhut menyebut, bauksit jika diolah menjadi berbagai barang turunan, pertambahan nilainya bisa mencapai 11 kali lipat. Potensi tersebut yang selama ini tak dimaksimalkan.
"Kalau dulu misal kita ekspor nikel itu US$ 400 juta, Sekarang sudah mulai US$ 9 miliar tahun ini, tahun depan sampai ke US$ 13 miliar dan seterusnya, karena suplai chain," urainya.
Pembangunan smelter yang dilakukan sejak tahun 2015 kini mulai terasa dampaknya. Luhut mengaku, sempat tidak sadar bahwa dampaknya luar biasa. Ini semua baru mulai disadari pada 2018 atau malah awal 2019 ini.
"Peningkatan ekspor produk hilir nikel yang di Morowali itu mengurangi sangat besar sekali pada CAD kita yang tahun lalu 31 miliar," imbuhnya.
"2024 kita akan ekspor dari situ US$ 30-35 miliar. Jadi Indonesia pertama kali nanti dalam era ini masuk dalam global suplay chain. Indonesia nanti akan leading di dalam penyiapan lithium baterai karena kita memiliki barang itu semua," lanjutnya.
Di sisi lain, Luhut juga menyesalkan penerapan regulasi yang kurang konsisten. Padahal, sejak UU Minerba terbit tahun 2009, seharusnya RI sudah tak bisa lagi ekspor romaterial pada tahun 2014.
"Dalam UU itu tahun 2014 kita harus berhenti ekspor romaterial. Tapi masih terus kita lakukan."
(gus/gus) Next Article Habis Nikel, Luhut Mau Larang Ekspor Bauksit & Aluminium?
"Indonesia itu memiliki cadangan bauksit terbesar di dunia, tapi kita hanya ekspor saja," kata Luhut di sela Rakornas pemerintah pusat dan Forkopimda di Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu (13/11/2019).
Karena itu, dia mengaku dapat perintah langsung dari Presiden Joko Widodo untuk mengencangkan upaya hilirisasi. Hal ini agar industri pertambangan RI bisa mendapatkan nilai tambah.
Luhut menyebut, bauksit jika diolah menjadi berbagai barang turunan, pertambahan nilainya bisa mencapai 11 kali lipat. Potensi tersebut yang selama ini tak dimaksimalkan.
"Kalau dulu misal kita ekspor nikel itu US$ 400 juta, Sekarang sudah mulai US$ 9 miliar tahun ini, tahun depan sampai ke US$ 13 miliar dan seterusnya, karena suplai chain," urainya.
Pembangunan smelter yang dilakukan sejak tahun 2015 kini mulai terasa dampaknya. Luhut mengaku, sempat tidak sadar bahwa dampaknya luar biasa. Ini semua baru mulai disadari pada 2018 atau malah awal 2019 ini.
"Peningkatan ekspor produk hilir nikel yang di Morowali itu mengurangi sangat besar sekali pada CAD kita yang tahun lalu 31 miliar," imbuhnya.
"2024 kita akan ekspor dari situ US$ 30-35 miliar. Jadi Indonesia pertama kali nanti dalam era ini masuk dalam global suplay chain. Indonesia nanti akan leading di dalam penyiapan lithium baterai karena kita memiliki barang itu semua," lanjutnya.
Di sisi lain, Luhut juga menyesalkan penerapan regulasi yang kurang konsisten. Padahal, sejak UU Minerba terbit tahun 2009, seharusnya RI sudah tak bisa lagi ekspor romaterial pada tahun 2014.
"Dalam UU itu tahun 2014 kita harus berhenti ekspor romaterial. Tapi masih terus kita lakukan."
(gus/gus) Next Article Habis Nikel, Luhut Mau Larang Ekspor Bauksit & Aluminium?
Most Popular