Pengakuan Pedagang Online: Jualan Sepi, Laku Bila Ada Promo
12 November 2019 16:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang-pedagang atau pelapak online produk elektronik juga merasakan lesunya penjualan beberapa bulan terakhir. Hal ini seolah mengkonfirmasi soal adanya tren lesunya penjualan elektronik beberapa bulan terakhir sejalan perlambatan ekonomi.
Sebelumnya pantauan CNBC Indonesia di Pusat Grosir Cililitan (PGC), toko-toko elektronik di Pasar Kramat Jati, Plaza di Kramat Jati (6/11), dan pusat perdagangan smartphone di Jakarta Barat (8/11), yang umumnya tampak sepi bak 'kuburan'.
Pelapak online atau e-commerce mengaku di luar program promo penjualan dalam tren lesu, tapi saat ada promo dan diskon untuk sementara mampu mengangkat penjualan mereka.
Yonas, pemilik toko online Sajun Electronic mengatakan promo-promo macam "11-11" terbukti efektif mendongkrak penjualannya. "Tapi, promo-promo seperti ini hanya bertahan 2-3 hari untuk menaikkan penjualan," kata Yonas kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/11/2019).
Selepas itu, penjualan kembali seperti keadaan semula. Setelah itu, pelapak online saat ini mengalami penjualan yang lesu.
Yonas yang memiliki pengikut 1,34 ribu akun mengaku penjualan barang elektroniknya turun sekitar 20% pada Oktober lalu. Ia mengaku lesunya penjualan juga mendera teman-temannya sesama pelapak barang elektronik di e-commerce.
Secara terpisah, Henri, pemilik toko elektronik Setia Mandiri Elektronik yang menjual produk TV LED, AC dan mengaku penjualannya turun drastis pada Juli dan Agustus.
Penurunan penjualan beriringan dengan kondisi lengangnya toko-toko elektronik offline di beberapa tempat perbelanjaan di Jakarta. Beberapa pedagang toko elektronik di PGC, Cililitan dan kawasan Pasar Kramat Jati mengakui sepinya pengunjung ke toko mereka. Kondisi serupa terjadi pada toko-toko smartphone di pusat elektronik di Jakarta Barat.
Namun pengelola PGC, Ian Wisan justru menepisnya. Ia tak sependapat sepinya toko-toko elektronik dikaitkan dengan ekonomi yang sedang melambat. Ia lebih sepakat karena persoalan toko online.
"Ekonomi tidak lesu, jadi shifting saja, orang biasa belanja ke mal, sekarang ke online. Pertumbuhan ekonomi 5,02 persen, hampir samalah [dengan periode sebelumnya], jadi switching saja," kata Ian kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Group Head, Brand Communications & PR Bhinneka Astrid Warsito, yang merupakan pengelola platform produk-produk elektronik, mengatakan Bhinneka punya omnichannel yaitu saluran penjualan online & offline, yang komposisinya cukup berimbang 60:40.
Ia bilang kategori produk yang dijual di online dan offline sedikit berbeda. Untuk Bhinneka Store lebih banyak yang produk premium dan untuk segmen yang perlu dilihat dan dipegang barangnya terlebih dahulu oleh konsumen.
"Kalau bicara di Bhinneka, ya fenomenanya kami selalu complement yang online+offline. Karena di Bhinneka.Com itu omnichannel alias online-offline yang terintegrasi maka di kami semuanya berjalan baik," kata Astrid yang juga Kepala Bidang Public Relation Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) ini kepada CNBC Indonesia.
Namun, Astrid menduga soal kelesuan penjualan elektronik di toko offline, terutama pada kuartal IV-2019 bisa jadi terkena dampak dari promo retail yang heboh di platform seperti program diskon belanja toko online.
(hoi/hoi)
Sebelumnya pantauan CNBC Indonesia di Pusat Grosir Cililitan (PGC), toko-toko elektronik di Pasar Kramat Jati, Plaza di Kramat Jati (6/11), dan pusat perdagangan smartphone di Jakarta Barat (8/11), yang umumnya tampak sepi bak 'kuburan'.
Pelapak online atau e-commerce mengaku di luar program promo penjualan dalam tren lesu, tapi saat ada promo dan diskon untuk sementara mampu mengangkat penjualan mereka.
Yonas, pemilik toko online Sajun Electronic mengatakan promo-promo macam "11-11" terbukti efektif mendongkrak penjualannya. "Tapi, promo-promo seperti ini hanya bertahan 2-3 hari untuk menaikkan penjualan," kata Yonas kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/11/2019).
Selepas itu, penjualan kembali seperti keadaan semula. Setelah itu, pelapak online saat ini mengalami penjualan yang lesu.
Yonas yang memiliki pengikut 1,34 ribu akun mengaku penjualan barang elektroniknya turun sekitar 20% pada Oktober lalu. Ia mengaku lesunya penjualan juga mendera teman-temannya sesama pelapak barang elektronik di e-commerce.
Secara terpisah, Henri, pemilik toko elektronik Setia Mandiri Elektronik yang menjual produk TV LED, AC dan mengaku penjualannya turun drastis pada Juli dan Agustus.
Penurunan penjualan beriringan dengan kondisi lengangnya toko-toko elektronik offline di beberapa tempat perbelanjaan di Jakarta. Beberapa pedagang toko elektronik di PGC, Cililitan dan kawasan Pasar Kramat Jati mengakui sepinya pengunjung ke toko mereka. Kondisi serupa terjadi pada toko-toko smartphone di pusat elektronik di Jakarta Barat.
Namun pengelola PGC, Ian Wisan justru menepisnya. Ia tak sependapat sepinya toko-toko elektronik dikaitkan dengan ekonomi yang sedang melambat. Ia lebih sepakat karena persoalan toko online.
"Ekonomi tidak lesu, jadi shifting saja, orang biasa belanja ke mal, sekarang ke online. Pertumbuhan ekonomi 5,02 persen, hampir samalah [dengan periode sebelumnya], jadi switching saja," kata Ian kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Group Head, Brand Communications & PR Bhinneka Astrid Warsito, yang merupakan pengelola platform produk-produk elektronik, mengatakan Bhinneka punya omnichannel yaitu saluran penjualan online & offline, yang komposisinya cukup berimbang 60:40.
Ia bilang kategori produk yang dijual di online dan offline sedikit berbeda. Untuk Bhinneka Store lebih banyak yang produk premium dan untuk segmen yang perlu dilihat dan dipegang barangnya terlebih dahulu oleh konsumen.
"Kalau bicara di Bhinneka, ya fenomenanya kami selalu complement yang online+offline. Karena di Bhinneka.Com itu omnichannel alias online-offline yang terintegrasi maka di kami semuanya berjalan baik," kata Astrid yang juga Kepala Bidang Public Relation Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) ini kepada CNBC Indonesia.
Namun, Astrid menduga soal kelesuan penjualan elektronik di toko offline, terutama pada kuartal IV-2019 bisa jadi terkena dampak dari promo retail yang heboh di platform seperti program diskon belanja toko online.
Artikel Selanjutnya
Ekonomi Lemah-Lesu, Jualan Toko-Toko Elektronik Anjlok
(hoi/hoi)