
'Demi Ekonomi RI, Defisit APBN Harus Rela Dilebarkan'
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
06 November 2019 11:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketidakpastian global dan melemahnya ekonomi dunia, pemerintah mesti mengatur kebijakan fiskalnya lewat APBN untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Kementerian Keuangan Suahasil Nazara dalam acara Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont Jakarta, yang berlangsung hari ini, Rabu (6/11/2019).
"Konstruksi dari APBN kita upayakan supaya bisa bersifat countercylical. Ketika pertumbuhan ekonomi menunjukkan pelemahan, maka APBN harus memberikan dukungan," ujarnya.
Support itu, lanjut Suahasil lewat pembiayaan negara untuk menyalurkan dana desa dan bantuan sosial, agar daya beli masyarakat bisa terjaga. Meskipun penerimaan negara sebenarnya juga sedang loyo.
"Kalau kondisi perekonomian yang melambat, imbasnya juga kepada penerimaan. Tapi untuk belanjanya tetap dilanjutkan sebagai pengeluaran negara untuk perekonomian," tuturnya.
Sehingga imbasnya, adalah pelebaran APBN. Kata Suahasil, defisit APBN 2019 ditargetkan akan sebesar 1,8% dari PDB. Melihat kondisi yang ada sekarang, maka kemungkinan defisit akan semakin melebar.
"Akan ada pelebaran defisit anggaran sebagai support APBN, sebagai pengeluaran negara untuk perekonomian. Defisit APBN diperkirakan mencapai 2% sampai 2,2% dari PDB," tuturnya.
"Ini bentuk dari countercylical APBN, ketika ekonomi masih tumbuh dalam kisaran 5% dan melemah. Tapi belanja negara nggak boleh melemah," ujar Suahasil.
(dru) Next Article RI di Ambang Resesi, Wamenkeu: Jangan Khawatir!
Hal itu disampaikan oleh Wakil Kementerian Keuangan Suahasil Nazara dalam acara Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont Jakarta, yang berlangsung hari ini, Rabu (6/11/2019).
"Konstruksi dari APBN kita upayakan supaya bisa bersifat countercylical. Ketika pertumbuhan ekonomi menunjukkan pelemahan, maka APBN harus memberikan dukungan," ujarnya.
![]() |
"Kalau kondisi perekonomian yang melambat, imbasnya juga kepada penerimaan. Tapi untuk belanjanya tetap dilanjutkan sebagai pengeluaran negara untuk perekonomian," tuturnya.
Sehingga imbasnya, adalah pelebaran APBN. Kata Suahasil, defisit APBN 2019 ditargetkan akan sebesar 1,8% dari PDB. Melihat kondisi yang ada sekarang, maka kemungkinan defisit akan semakin melebar.
"Akan ada pelebaran defisit anggaran sebagai support APBN, sebagai pengeluaran negara untuk perekonomian. Defisit APBN diperkirakan mencapai 2% sampai 2,2% dari PDB," tuturnya.
"Ini bentuk dari countercylical APBN, ketika ekonomi masih tumbuh dalam kisaran 5% dan melemah. Tapi belanja negara nggak boleh melemah," ujar Suahasil.
(dru) Next Article RI di Ambang Resesi, Wamenkeu: Jangan Khawatir!
Most Popular