
Pengusaha Wait and See, Investasi Kendaraan Jeblok di Q3
Lidya Kembaren, CNBC Indonesia
05 November 2019 13:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi alat angkut atau kendaraan pada triwulan III-2019. Hal ini sejalan dengan total investasi pada triwulan III-2019 yang melambat karena hanya tumbuh 4,21% (year on year/yoy).
Investasi kendaraan mengalami penurunan paling dalam hingga 6,34% (yoy), kondisi ini sudah mulai ada tanda-tanda penurunan pada triwulan II-2019 yang turun 0,04.
Selain investasi kendaraan yang turun pada triwulan III-2019, investasi peralatan lainnya juga turun 1,13%, penurunan juga terjadi pada investasi produk kekayaan intelektual hingga 4,14%.
"Industri alat angkutan juga kontraksi," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konperensi pers di kantor BPS, Selasa (5/11).
Suhariyanto mengatakan memang ada tren dunia usaha wait and see selama periode triwulan I dan II-2019, sehingga berdampak pada pelemahan investasi khususnya kendaraan.
"Saya berharap triwulan IV bisa lebih bagus. Situasi politik pengaruh ke investasi," katanya.
BPS mencatat barang modal jenis kendaraan yang berasal dari domestik maupun impor mengalami kontraksi. Namun, impor kendaraan jenis lokomotif dan kapal terbang masih meningkat.
"Untuk domestik investasi ini di triwulan III-2019 kontraksi 4,78% industri kendaraan bermotor dan alat angkut lainnya. Komposisi impor turunnya 13,33%, Kalau kita lihat kendaraan dan bagiannya kontraksi dalam dari domestik dan impor dalam sekali kontraksinya," katanya.
Simak pertumbuhan ekonomi di Q3-2019
(hoi/hoi) Next Article Ekspor Sudah Loyo 10 Bulan, Pemerintah Bisa Apa?
Investasi kendaraan mengalami penurunan paling dalam hingga 6,34% (yoy), kondisi ini sudah mulai ada tanda-tanda penurunan pada triwulan II-2019 yang turun 0,04.
Selain investasi kendaraan yang turun pada triwulan III-2019, investasi peralatan lainnya juga turun 1,13%, penurunan juga terjadi pada investasi produk kekayaan intelektual hingga 4,14%.
Suhariyanto mengatakan memang ada tren dunia usaha wait and see selama periode triwulan I dan II-2019, sehingga berdampak pada pelemahan investasi khususnya kendaraan.
"Saya berharap triwulan IV bisa lebih bagus. Situasi politik pengaruh ke investasi," katanya.
BPS mencatat barang modal jenis kendaraan yang berasal dari domestik maupun impor mengalami kontraksi. Namun, impor kendaraan jenis lokomotif dan kapal terbang masih meningkat.
"Untuk domestik investasi ini di triwulan III-2019 kontraksi 4,78% industri kendaraan bermotor dan alat angkut lainnya. Komposisi impor turunnya 13,33%, Kalau kita lihat kendaraan dan bagiannya kontraksi dalam dari domestik dan impor dalam sekali kontraksinya," katanya.
Simak pertumbuhan ekonomi di Q3-2019
(hoi/hoi) Next Article Ekspor Sudah Loyo 10 Bulan, Pemerintah Bisa Apa?
Most Popular