
Menhub: Boeing Harus Tanggung Jawab ke Airline dan Penumpang
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
31 October 2019 15:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berbicara mengenai pentingnya keamanan dan keselamatan penerbangan. Dia masih menaruh perhatian pada kecelakaan Lion Air JT-610 di perairan Karawang, setahun lalu.
Budi Karya lantas mengingatkan Boeing.Co, pabrikan yang merancang jenis Boeing 737 MAX 8. Peringatan Budi Karya ini berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
"Tidak kalah penting dan signifikan adalah bagaimana Boeing juga harus memberikan suatu tanggung jawab, baik kepada airline maupun penumpang," ujarnya ketika ditemui di Hotel Borobudur, Kamis (31/10/2019).
Di dalam negeri, terdapat 10 unit pesawat jenis Boeing 737 MAX 8, merupakan jenis pesawat yang jatuh di Karawang 28 Oktober 2018 lalu. Dari jumlah itu, 9 dimiliki Lion Air Group, 1 sisanya punya Garuda Indonesia. Semuanya kini tak bisa beroperasi karena di-grounded. Namun, airline masih harus menanggung biaya perawatan pesawat tersebut.
Budi Karya Sumadi juga mendorong agar rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dijalankan. Dalam hal ini, ia menggarisbawahi mengenai standar operasional prosedur (SOP), dari berbagai pihak termasuk produsen pesawat sendiri.
"Jadi SOP itu lakukan secara detail terhadap semua rekomendasi yang diberikan oleh produsen, dan cari atau rekomendasikan juga suatu cara melakukan kegiatan kegiatan itu lebih konservatif ya, jangan digampangkan," urainya.
Terkait koordinasi antara airline dengan Boeing, pemerintah ogah terlalu ikut campur. Menurutnya hal tersebut merupakan hubungan business to business (B to B).
"Kalau dengan Boeing kan saya tidak langsung berhadapan. Saya menyerahkan kepada airlines untuk silakan B to B untuk jelaskan," katanya.
"Tapi jelas didasarkan rekomendasi KNKT bahwa secara auto kritik saya sampaikan, Kemenhub dan airline harus melakukan improvement," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Ini Detik-Detik Kesibukan Pilot Pesawat JT-610 Sebelum Jatuh
Budi Karya lantas mengingatkan Boeing.Co, pabrikan yang merancang jenis Boeing 737 MAX 8. Peringatan Budi Karya ini berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
"Tidak kalah penting dan signifikan adalah bagaimana Boeing juga harus memberikan suatu tanggung jawab, baik kepada airline maupun penumpang," ujarnya ketika ditemui di Hotel Borobudur, Kamis (31/10/2019).
Di dalam negeri, terdapat 10 unit pesawat jenis Boeing 737 MAX 8, merupakan jenis pesawat yang jatuh di Karawang 28 Oktober 2018 lalu. Dari jumlah itu, 9 dimiliki Lion Air Group, 1 sisanya punya Garuda Indonesia. Semuanya kini tak bisa beroperasi karena di-grounded. Namun, airline masih harus menanggung biaya perawatan pesawat tersebut.
Budi Karya Sumadi juga mendorong agar rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dijalankan. Dalam hal ini, ia menggarisbawahi mengenai standar operasional prosedur (SOP), dari berbagai pihak termasuk produsen pesawat sendiri.
"Jadi SOP itu lakukan secara detail terhadap semua rekomendasi yang diberikan oleh produsen, dan cari atau rekomendasikan juga suatu cara melakukan kegiatan kegiatan itu lebih konservatif ya, jangan digampangkan," urainya.
Terkait koordinasi antara airline dengan Boeing, pemerintah ogah terlalu ikut campur. Menurutnya hal tersebut merupakan hubungan business to business (B to B).
"Kalau dengan Boeing kan saya tidak langsung berhadapan. Saya menyerahkan kepada airlines untuk silakan B to B untuk jelaskan," katanya.
"Tapi jelas didasarkan rekomendasi KNKT bahwa secara auto kritik saya sampaikan, Kemenhub dan airline harus melakukan improvement," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Ini Detik-Detik Kesibukan Pilot Pesawat JT-610 Sebelum Jatuh
Most Popular