
Duh, Ekonomi Global Makin Ngeri Jika Perang Dagang Berlanjut
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
29 October 2019 11:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai negara terkena dampak dari berlanjutnya perang dagang. Trade war tersebut membawa perlambatan ekonomi global yang bisa memperparah keadaan.
Hal ini memberikan dampak kepada Indonesia secara keseluruhan ekonominya.
"Berbagai negara termasuk Indonesia sedang menghadapi dan berusaha mengatasi berbagai tantangan yang disebabkan oleh tekanan ekonomi dan keuangan global yang tdk kondusif," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di acara Asia's Trade and Economic Prioritize di Hotel Fairmont, Selasa (29/10/2019).
Perry menambahkan yang memberikan tekanan cukup dalam adalah kecenderungan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat karena berlanjutnya perang dagang dan sejumlah risiko negara lain termasuk brexit dan risiko geopolitik.
"Kalau BI perkirakan pertumbuhan ekonomi dunia 3% di tahun ini dan tahun depan 3,1%. Tapi kalau perang dagang ini berlanjut tahun depan bisa saja di bawah 3%, bisa 2,9% tergantung kelanjutan perang dagang."
"Oleh karena itu tentu saja kita mengharapkan dan menantikan kesepakatan-kesepakatan yang sedang berlangsung antara AS dan China mengenai perang dagang," jelas Perry.
Lebih jauh, Perry mengatakan, perekonomian dunia yang melambat otomatis mempengaruhi harga komoditas Indonesia. Ini sangat tidak menguntungkan bagi tanah air.
(dru) Next Article Saat Bos BI Diving di Bali Sampai Lombok Promosi Pariwisata
Hal ini memberikan dampak kepada Indonesia secara keseluruhan ekonominya.
"Berbagai negara termasuk Indonesia sedang menghadapi dan berusaha mengatasi berbagai tantangan yang disebabkan oleh tekanan ekonomi dan keuangan global yang tdk kondusif," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di acara Asia's Trade and Economic Prioritize di Hotel Fairmont, Selasa (29/10/2019).
![]() |
"Kalau BI perkirakan pertumbuhan ekonomi dunia 3% di tahun ini dan tahun depan 3,1%. Tapi kalau perang dagang ini berlanjut tahun depan bisa saja di bawah 3%, bisa 2,9% tergantung kelanjutan perang dagang."
"Oleh karena itu tentu saja kita mengharapkan dan menantikan kesepakatan-kesepakatan yang sedang berlangsung antara AS dan China mengenai perang dagang," jelas Perry.
Lebih jauh, Perry mengatakan, perekonomian dunia yang melambat otomatis mempengaruhi harga komoditas Indonesia. Ini sangat tidak menguntungkan bagi tanah air.
(dru) Next Article Saat Bos BI Diving di Bali Sampai Lombok Promosi Pariwisata
Most Popular