Puan Bantah AHY Gagal Jadi Menteri Karena Dendam Mega ke SBY

Redaksi, CNBC Indonesia
28 October 2019 12:24
Puan Bantah AHY Gagal Jadi Menteri Karena Dendam Mega ke SBY
Foto: AHY bersama Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri, Rabu (5/6/2019). (Foto: Instagram Puan Maharani)
Jakarta, CNBC IndonesiaKetua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani membantah apabila kegagalan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju lantaran ada turut campur dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Menurut dia, penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo. Proses itu pun sudah melalui pertimbangan yang matang.

"Jadi kalau kemudian ada yang menyampaikan atau mengatakan hal-hal seperti itu ya lihat dululah proses dan perjalanan dari pemilu sampai sekarang. Saya rasa jangan sampai menimbulkan riak-riak yang kemudian membuat ada yang sepertinya disalahkan atau menyalahkan," ujar Puan kepada wartawan ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/2019).

Ia pun membantah apabila hubungan sang ibu, yaitu Megawati dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene merupakan ayah dari AHY, tidak dalam kondisi yang baik.

"Kenapa? Saya sering ketemu. Ibu juga ketemu. Kemarin pelantikan (pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin) juga bareng-bareng," kata Puan.



Jokowi telah melantik menteri, pejabat setingkat menteri, dan wakil menteri dalam Kabinet Indonesia Maju pada pekan lalu. Namun dari seluruh pejabat itu, tidak ada satupun kader dari Partai Demokrat, termasuk di dalamnya AHY. Padahal, sebelum Jokowi tuntas menyusun kabinet, nama AHY disebut-sebut akan menjadi salah satu menteri.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menilai ada faktor dendam Megawati kepada keluarga SBY di balik kegagalan AHY menjadi menteri Jokowi. Ia mengaku mendengar ketidaksetujuan Partai Demokrat masuk ke dalam koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.


"(Penolakan) itu datang dari pimpinan koalisi Ibu Megawati," ujar Andi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (26/10/2019), seperti dilansir detik.com. "Demokrat ditolak masuk koalisi, sama artinya menolak AHY," lanjutnya.

Puan Bantah AHY Gagal Jadi Menteri Karena Dendam Mega ke SBY Foto: Cuitan Andi Arief (Screenshot twitter @AndiArief_)

Puan Bantah AHY Gagal Jadi Menteri Karena Dendam Mega ke SBY Foto: Cuitan Andi Arief (Screenshot twitter @AndiArief_)
HALAMAN SELANJUTNYA >> AHY Sempat Jadi Kandidat Kuat Menteri
Sebagaimana dijelaskan di awal, AHY merupakan salah satu sosok yang digadang-gadang akan menjadi menteri dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Semua itu bermula saat SBY diundang menemui Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Dalam keterangan pers setelah pertemuan, Jokowi mengatakan banyak hal yang didiskusikan. Eks Wali Kota Solo itu bahkan menyebut mempertimbangkan AHY masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

"Ya mungkin ada pertimbangan masih bisa berubah," ujar Jokowi.

Setelah pertemuan, kabar AHY masuk ke dalam kabinet semakin menguat. Salah satu pihak yang mengonfirmasi hal itu adalah Ali Mochtar Ngabalin yang saat itu merupakan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden. Menurut dia, AHY berpotensi masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Ia pun berharap AHY dapat memperkuat kabinet tersebut.

Namun, selepas Jokowi-Ma'ruf dilantik di ruang rapat paripurna I, Gedung MPR RI/DPR RI/DPD RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019), kabar AHY menjadi menteri semakin menipis.

Puncaknya pada saat Jokowi melakukan wawancara kepada calon menteri dan pejabat setingkat menteri sepanjang Senin (21/10/2019) hingga Selasa (22/10/2019). Tak tampak kehadiran AHY di Kompleks Istana Kepresidenan. Pun pada saat Jokowi mengumumkan para menteri dan pejabat setingkat menteri Rabu (23/10/2019).



Ditemui di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019), Jokowi menjelaskan keputusan tidak mengajak Partai Demokrat ke dalam koalisi. Ia mengaku ingin membangun demokrasi gotong royong. Eks Gubernur DKI Jakarta itu pun mengingatkan bahwa Indonesia tidak memiliki oposisi seperti di negara lain.

"Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa kenapa tidak?," kata Jokowi.

Ia pun menjelaskan bahwa sistem presidensial a la Indonesia tidak seperti di luar negeri. Sebagai contoh di Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.

"Ini ndak. Meskipun hanya ada dua partai yang berkompetisi tetapi partainya banyak dan menuju sebuah proses demokrasi dalam bernegara ke depan, saya kira proses proses kematangan, proses berdemokrasi semuanya dalam proses, tetapi saya melihat itu menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan," ujar Jokowi.


Terlepas dari dinamika yang ada, AHY mengucapkan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf dan jajaran Kabinet Indonesia Maju.

"Selamat mengemban amanah dan melanjutkan kerja besar 5 tahun mendatang. Saya doakan sukses dan benar-benar bisa membawa Indonesia semakin baik di masa depan," ujar AHY seperti tertuang di akun media sosialnya seperti dikutip pada Jumat (25/10/2019).

"Mohon berkenan untuk senantiasa mendengarkan suara hati dan pikiran rakyat Indonesia. Rakyat yang ingin diri dan keluarganya semakin sejahtera dan bahagia; rakyat yang ingin negerinya semakin aman dan damai, hidup rukun dan saling menghargai sesama anak bangsa; rakyat yang ingin negaranya semakin maju dan dihormati dunia," lanjut mantan cagub DKI Jakarta tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular