Menaker Ida: Gagal di Pilkada, Sukses di Lingkaran Istana

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
26 October 2019 12:38
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Ida Fauziah tentu merasakan itu ketika melangkah masuk Istana Negara pada Selasa (22/10/2019).
Foto: Ida Fauziah (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Terlebih, tak ada yang tahu ke mana roda nasib akan membawa seseorang. Ida Fauziah tentu merasakan itu ketika melangkah masuk Istana Negara pada Selasa (22/10/2019).

Wanita kelahiran Mojokerto, 16 Juli 1969 tersebut sempat mencicipi pahitnya kegagalan ketika maju dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) Jawa Tengah. Saat itu, kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini maju sebagai wakil gubernur berpasangan dengan Sudirman Said.

Dia kalah melawan petahana Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen dengan skor 41,12% vs 58,8%. Saat itu, Ganjar didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang juga menjadi penyokong Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, politik memang fluid. Dalam ajang pemilihan umum presiden (pilpres) 2019, Ida banting stir bergabung dalam tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf yang membuatnya dipercaya mengemban posisi direktur penggalangan pemilih perempuan.

Tidak heran, dia berhasil melenggang menjadi satu dari lima perempuan yang masuk di kabinet Indonesia Maju bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah salah satu partai pendukung incumbent.

Sebagai Menteri Kenagakerjaan (Menaker), Ida menjadi perempuan kedua yang menduduki posisi itu dalam sejarah republik ini. Terakhir, Indonesia memiliki Menaker perempuan dan juga Menaker pertama pada tahun 1947, yakni S.K. Trimurti (dalam kabinet Amir Sjarifuddin).

Uniknya, mantan Ketua Umum Fatayat (sayap organisasi pemberdayaan perempuan milik Nahdlatul Ulama) ini merupakan jebolan pondok pesantren.

 

Anggota DPR Terlama 

Sepak terjangnya bersama PKB telah dimulai sejak orde reformasi bergulir. Ida lolos masuk ke Senayan dalam pemilihan umum (pemilu) 1999, dan menduduki posisi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk masa bakti 1999-2004. 

Tidak berhenti sampai di sana, Ida kembali terpilih menjadi anggota DPR untuk tiga periode berturut-turut yakni 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Dengan kata lain, Ida menjadi Legislator yang berkantor di Gedung Senayan selama 20 tahun! 

Selama berkarir menjadi anggota dewan, Ida pernah menempati sejumlah posisi tinggi seperti Ketua Komisi VIII yang membidangi agama, perempuan & sosial untuk periode 2012-2014. Lalu pada periode 2014-2019, dia terpilih sebagai Wakil Ketua Badan Legislasi dan Wakil Ketua Komisi II yang membidangi otonomi daerah & pertanahan.

Pada periode yang sama, dirinya juga bertugas di Badan Anggaran dan Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, komunikasi, dan informatika. Lebih lanjut, di luar kariernya sebagai anggota dewan, Ida juga terlibat mendirikan Kaukus Perempuan Perlemen dan menjadi ketua dengan masa bakti 2002-2007.

Sebagai informasi tambahan, Ida salah satu menteri dengan latar berlakang pendidikan sebagai santri. Dia menempuh pendidikan menengah di Madrasah Aliyah Negeri Pesantren Bahrul Ulum, Jombang, Jawa Timur.

Selanjutnya, menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Syariah Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel (Surabaya) dan magister di Ilmu Pemerintahan Universitas Satyagama.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Politisi PKB Ida Fauziyah Diproyeksi Jadi Menaker

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular