Gelar Trade Expo Saat Krisis Global, Ini Hasil Transaksinya

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
25 October 2019 19:25
Trade Expo Indonesia 2019 berlangsung saat kemelut perang dagang AS-China terjadi.
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song
Jakarta, CNBC Indonesia - Gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 mencatatkan total nilai transaksi sebesar US$ 10,96 miliar atau setara Rp 153,38 Triliun atau naik 29,04% dibanding tahun lalu. Jumlah ini berdasarkan transaksi perdagangan, jasa dan investasi. Capaian ini positif di tengah krisis global hingga perang dagang AS dan China.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan transaksi perdagangan barang dari penandatanganan kontrak dagang (MoU) tercatat sebesar US$ 698,34 juta, transaksi di stan pameran sebesar US$ 687,60 juta.

Sisanya berasal dari misi dagang lokal, business matching, Kementerian Kelautan dan Perikanan, forum bisnis hortikultura dan kuliner dan pangan nusa. Sementara transaksi investasi yang dibukukan sebesar US$ 9,28 miliar.



"Negara dengan transaksi terbanyak adalah Mesir sebanyak US$ 270,51 atau 18,23% total transaksi, Jepang sebanyak US$ 260,01 juta," kata Agus dalam konferensi pers hasil akhir TEI 2019 di kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Adapun jumlah exhibitor kali ini mencapai 1500 perusahaan lebih tinggi dari tahun lalu sebanyak 1250.

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Internasional, Shinta Kamdani yang hadir dalam acara pemaparan hasil TEI mengapresiasi pagelaran TEI 2019. Pencapaian TEI dinilai luar biasa di tengah kondisi global yang tengah mengalami perlambatan ekonomi.

"Memang luar biasa dalam keadaan krisis global tetapi bisa naik. Tidak hanya perdagangan tapi juga investasi," kata Shinta.

Adanya TEI diharapkan dapat menggenjot ekspor Indonesia. Untuk non tradisional market, Shinta mengatakan peluang tersebut bisa dimanfaatkan di Afrika.

"Kita memang sudah membuka pasar Afrika, cukup lucrative dan perhatian penuh kita mulai kencang ke Afrika, hanya masalahnya tarif tinggi. Kita sudah PTA dengan Mozambik dan mungkin negara lain di Afrika akan membantu," kata Shinta.

Ke depannya, gelaran TEI 2020 tidak menutup kemungkinan keterlibatan UMKM untuk mendorong ekspor Indonesia. Hal itu bisa terwujud jika produk UMKM memang sudah siap untuk berdaya saing.

"Kualitas produk, kalau rendah kita akan kalah bersaing. Kualitas nomor satu. Bagi mereka (buyer) kualitas itu menarik. Kemudian pelayanan, bagian proses logistik, kalau mereka membutuhkan bantuan bisa dihubungi," kata Agus.
(hoi/hoi) Next Article Mendag: Trade Expo Indonesia 2021 Bidik Transaksi US$ 1,5 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular