
Ungkap Penyebab Lion Air JT-610 Jatuh, Ini Rekomendasi KNKT
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
25 October 2019 16:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya menuntaskan investigasi dan penelitian kecelakaan Lion Air JT-610 yang jatuh di Tanjung Pakis, Karawang, 20 Oktober 2018 lalu.
KNTK juga memberikan rekomendasi penting pada ketujuh pihak yang dianggap terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan kecelakaan pesawat jenis Boeing 737 MAX.
Ketujuh pihak ini antara lain maskapai Lion Air, pembuat pesawat asal AS Boeing, Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Udara (DGCA) RI, dan lembaga penerbangan AS Federal Aviation Administration (FAA).
Termasuk pula, tempat perawatan pesawat Batam Aero Technic (BAT), lembaga penyelenggara navigasi penerbangan RI Airnav Indonesia, dan perusahaan jasa perawatan pesawat di Florida AS Xtra Aerospace.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan rekomendasi diberikan untuk perbaikan. "KNKT memandang masih ada isu keselamatan yang harus diperbaiki," katanya, Jumat (25/10/2019).
Hal senada juga dikatakan Investigator Udara KNKT, Ony Suryo Wibowo
"Rekomendasi ke Lion terkait manajemen tentang manual dan pengelola masalah yang berulang," katanya.
Dikatakannya, untuk Boeing, KNKT memberi rekomendasi soal asumsi-asumsi yg mereka gunakan, termasuk persetujuan desain baru. Sementara untuk Dirjen Udara Kemenhub meminta pengawasan ditingkatkan.
"Ke FAA kami merekomendasikan beberapa perubahan regulasi terkait desain pesawat, sertifikasi, dan panduan mengenai informasi apa yang sebaiknya tersedia di manual pilot dan teknisi," jelasnya.
Untuk BAT, KNKT memberi rekomendasi soal perawatan pesawat, updating manual dan implementasinya. Sedangkan AirNav dan Xtra Aerospace soal sistem darurat manual serta prosedur perubahan alat kalibrasi.
(sef/sef) Next Article Hampir 1 Tahun, Faktor Celaka Lion Air JT610 Belum Dirilis
KNTK juga memberikan rekomendasi penting pada ketujuh pihak yang dianggap terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan kecelakaan pesawat jenis Boeing 737 MAX.
Ketujuh pihak ini antara lain maskapai Lion Air, pembuat pesawat asal AS Boeing, Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Udara (DGCA) RI, dan lembaga penerbangan AS Federal Aviation Administration (FAA).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan rekomendasi diberikan untuk perbaikan. "KNKT memandang masih ada isu keselamatan yang harus diperbaiki," katanya, Jumat (25/10/2019).
Hal senada juga dikatakan Investigator Udara KNKT, Ony Suryo Wibowo
"Rekomendasi ke Lion terkait manajemen tentang manual dan pengelola masalah yang berulang," katanya.
Dikatakannya, untuk Boeing, KNKT memberi rekomendasi soal asumsi-asumsi yg mereka gunakan, termasuk persetujuan desain baru. Sementara untuk Dirjen Udara Kemenhub meminta pengawasan ditingkatkan.
"Ke FAA kami merekomendasikan beberapa perubahan regulasi terkait desain pesawat, sertifikasi, dan panduan mengenai informasi apa yang sebaiknya tersedia di manual pilot dan teknisi," jelasnya.
Untuk BAT, KNKT memberi rekomendasi soal perawatan pesawat, updating manual dan implementasinya. Sedangkan AirNav dan Xtra Aerospace soal sistem darurat manual serta prosedur perubahan alat kalibrasi.
(sef/sef) Next Article Hampir 1 Tahun, Faktor Celaka Lion Air JT610 Belum Dirilis
Most Popular