
Terungkap! Alasan Jokowi Tak Pilih Menteri Umur 20an Tahun
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 October 2019 18:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengungkapkan, akan ada jajaran menteri muda yang mengisi jajaran kabinet di periode kedua pemerintahannya.
Dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi swasta, Jokowi kala itu pernah menyebut kalangan pembantunya akan diisi oleh kaum muda yang berusia 20 - 25 tahun.
"Bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun. Tapi, dia harus mengerti manajerial, manajemen, mampu mengeksekusi program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak," kata Jokowi, kala itu.
Namun setelah kabinet baru diumumkan, ternyata cuma ada satu milenial yang terselip sebagai menteri yakni bekas pendiri GoJek, Nadiem Makarim.
Malah Jokowi tampaknya lebih banyak memilih dari kalangan partai dan orang-orang dengan latar belakang tentara, artinya ya masih begitu-begitu saja.
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, pun buka suara perihal hal ini. Menurutnya, ada sejumlah pertimbangan yang membuat Jokowi akhirnya tidak memilih menteri dari kalangan muda.
"Kita juga berpikir jangan sampai anak-anak muda yang pengalamannya belum kuat," kata Pratikno di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Pratikno mengakui, kalangan muda memang sempat menjadi salah satu pertimbangan Jokowi untuk dikukuhkan sebagai menteri periode kedua pemerintahannya. Namun, akhirnya dibatalkan.
"Kalau kita menemukan anak muda yang pengalaman birokrasinya kuat ya jalan. Tapi kalau nggak menemukan jangan sampai nanti malah justru men-downgrade dia," jelasnya.
"Justru dalam usia potensial, generasi muda potensial kita beri tugas yang berat, dia malah tidak perform, kan dia kasihan. Intinya begitu. Presiden berusaha keras mencari," tegasnya.
(wed/wed) Next Article Kabinet Jokowi Jilid II, Bakal Jadi Birokrasi Kaleng-Kaleng?
Dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi swasta, Jokowi kala itu pernah menyebut kalangan pembantunya akan diisi oleh kaum muda yang berusia 20 - 25 tahun.
"Bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun. Tapi, dia harus mengerti manajerial, manajemen, mampu mengeksekusi program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak," kata Jokowi, kala itu.
Malah Jokowi tampaknya lebih banyak memilih dari kalangan partai dan orang-orang dengan latar belakang tentara, artinya ya masih begitu-begitu saja.
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, pun buka suara perihal hal ini. Menurutnya, ada sejumlah pertimbangan yang membuat Jokowi akhirnya tidak memilih menteri dari kalangan muda.
"Kita juga berpikir jangan sampai anak-anak muda yang pengalamannya belum kuat," kata Pratikno di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Pratikno mengakui, kalangan muda memang sempat menjadi salah satu pertimbangan Jokowi untuk dikukuhkan sebagai menteri periode kedua pemerintahannya. Namun, akhirnya dibatalkan.
"Kalau kita menemukan anak muda yang pengalaman birokrasinya kuat ya jalan. Tapi kalau nggak menemukan jangan sampai nanti malah justru men-downgrade dia," jelasnya.
"Justru dalam usia potensial, generasi muda potensial kita beri tugas yang berat, dia malah tidak perform, kan dia kasihan. Intinya begitu. Presiden berusaha keras mencari," tegasnya.
(wed/wed) Next Article Kabinet Jokowi Jilid II, Bakal Jadi Birokrasi Kaleng-Kaleng?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular