
Ssst.. Pemerintah Cari Utangan dalam Dolar & Euro Rp 29 T
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
23 October 2019 15:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah diketahui kembali menawarkan obligasi global setara Rp 29,65 triliun. Adapun dalam denominasi dolar AS dan euro dengan target US$1 miliar dan 1 miliar euro.
Nilai tersebut setara Rp 14,03 triliun dan Rp 15,62 triliun.
Berdasarkan keterangan beberapa pelaku pasar obligasi siang ini (23/10/19), ditunjukkan bahwa penerbitan itu berencana dilakukan pada efek utang bertenor 30 tahun dengan tingkat imbal hasil (yield) di sekitar 4,1%.
Seperti penerbitan-penerbitan global bond Indonesia sebelumnya, efek itu akan dicatatkan di Bursa Singapura (SGX-ST) dan Bursa Frankfurt.
Komite pengatur penerbitan (joint bookrunners) dalam penerbitan ini yaitu BNP Paribas, Citigroup, Goldman Sachs, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank.
Selain itu, PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) bertindak sebagai co-managers.
Penerbitan utama akan dilakukan dalam denominasi dolar AS tetapi membuka peluang diterbitkan dalam mata uang euro jika permintaan di pasar tinggi.
Penerbitan tersebut dilakukan ketika pasar obligasi reli dan sudah memasuki hari ke-9 di tengah ekspektasi penurunan suku bunga acuan domestik besok dan suku bunga Amerika Serikat pada akhir Oktober.
Sentimen positif itu juga diperkuat oleh euforia pemilihan menteri pemerintahan yang baru. Dengan kondisi baik itu, diharapkan yield yang diminta pelaku pasar global dalam penawaran bisa berada di kisaran rendah, atau berarti dengan harga yang relatif tinggi.
Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar.
Saat ini, yield obligasi global Indonesia yang jatuh tempo 2049 berada pada kisaran 3,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Menakar Upaya Buang Dolar Lewat Dedolarisasi, Ini Kata Ekonom
Nilai tersebut setara Rp 14,03 triliun dan Rp 15,62 triliun.
Berdasarkan keterangan beberapa pelaku pasar obligasi siang ini (23/10/19), ditunjukkan bahwa penerbitan itu berencana dilakukan pada efek utang bertenor 30 tahun dengan tingkat imbal hasil (yield) di sekitar 4,1%.
Seperti penerbitan-penerbitan global bond Indonesia sebelumnya, efek itu akan dicatatkan di Bursa Singapura (SGX-ST) dan Bursa Frankfurt.
Komite pengatur penerbitan (joint bookrunners) dalam penerbitan ini yaitu BNP Paribas, Citigroup, Goldman Sachs, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank.
Selain itu, PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) bertindak sebagai co-managers.
![]() |
Penerbitan utama akan dilakukan dalam denominasi dolar AS tetapi membuka peluang diterbitkan dalam mata uang euro jika permintaan di pasar tinggi.
Penerbitan tersebut dilakukan ketika pasar obligasi reli dan sudah memasuki hari ke-9 di tengah ekspektasi penurunan suku bunga acuan domestik besok dan suku bunga Amerika Serikat pada akhir Oktober.
Sentimen positif itu juga diperkuat oleh euforia pemilihan menteri pemerintahan yang baru. Dengan kondisi baik itu, diharapkan yield yang diminta pelaku pasar global dalam penawaran bisa berada di kisaran rendah, atau berarti dengan harga yang relatif tinggi.
Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar.
Saat ini, yield obligasi global Indonesia yang jatuh tempo 2049 berada pada kisaran 3,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Menakar Upaya Buang Dolar Lewat Dedolarisasi, Ini Kata Ekonom
Most Popular