Kursi Mentan Diincar Parpol, Seberat Apa Masalah Pertanian?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 October 2019 17:47
Kursi Mentan Diincar Parpol, Seberat Apa Masalah Pertanian?
Foto: Presiden Joko Widodo bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNBC Indonesia - Partai Gerindra dikabarkan menyasar sejumlah posisi di kabinet antara lain Menteri Pertanian (Mentan). Deretan kursi mentan beberapa kali diisi dari partai politik.

Mengutip berita CNN Indonesia, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan partainya kemungkinan dapat jatah kursi Menteri Pertanian di kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin periode 2019-2024.

Menurutnya kursi Mentan kemungkinan akan diberikan bila konsep ketahanan pangan yang pernah disampaikan oleh Gerindra diterima oleh RI-1.

"Ya kalau diterima ya mungkin pos itu (Mentan) yang diberikan" kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (8/10/2019).

Memangnya apa sih ketahanan pangan? dan mengapa sektor pertanian menarik bagi partai politik?

Mengutip situs resmi milik Perum Bulog, pengertian ketahanan pangan, tidak lepas dari UU No. 18/2012 tentang Pangan.

Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah "kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan".

Setelah tahu konsep dasar ketahanan pangan, muncul pertanyaan kedua. Bagaimana ketahanan pangan Indonesia selama ini? Mengapa Gerindra sangat fokus terhadap ketahanan pangan?

Menurut laporan Global Food Security Indeks, Indonesia merupakan negara dengan dengan tingkat ketahanan pangan yang sedang. Dari 113 negara, Indonesia berada di peringkat 65 pada 2018 dengan indeks total 54,8.

Indonesia masih kalah dengan Singapura, Malaysia, China, Malaysia, Thailand dan Vietnam kalau membahas ketahanan pangan.



Global Food Security mengkaji tiga pilar utama ketahanan pangan suatu negara dilihat dari keterjangkauan, ketersediaan serta kualitas dan keamanan.

Kalau masalah ketersediaan skor Indonesia bisa dibilang cukup oke dengan indeks berada di level 58,2. Sementara itu untuk skor keterjangkauan Indonesia mendapat nilai 55,2. Namun untuk masalah kualitas dan keamanan, Indonesia dapat skor yang jeblok yaitu 44,5.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 >>
Bila dilihat dari segi ranking, perlu ada perbaikan kinerja di semua pilar ketahanan pangan. Namun yang harus benar-benar di prioritaskan adalah masalah keamanan dan kualitas pangan.

Pilar kualitas dan keamanan pangan mencakup pos-pos seperti diversifikasi sumber pangan, standard nutrisi, ketersediaan nutrisi mikro, kualitas protein dan juga keamanan makanan. Faktor ini jadi sangat penting karena mempengaruhi secara langsung kesehatan dan juga perkembangan SDM suatu bangsa. Jadi jika ada menteri pertanian baru, itulah PR pertama yang perlu digarap serius oleh pihak yang mengincar kursi mentan, termasuk isu kedaulatan pangan terkait barang-barang impor. 

Namun, tidak hanya sebatas kedaulatan pangan saja yang jadi masalah serius di pertanian. Secara makro, Indonesia sebenarnya sedang mengalami perubahan ekonomi secara struktural.

Kini sektor pertanian tidak lagi jadi penumpu utama perekonomian Indonesia. Lebih dari separuh perekonomian Indonesia ditopang oleh sektor manufaktur dan sektor jasa.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Indonesia hanya menopang kurang lebih 13% dari kontribusi ekonomi Indonesia.

Kalau dilihat lebih jauh, laju pertumbuhan sektor primer pertanian, kehutanan dan perikanan berada di bawah laju ekonomi nasional.



Belum lagi aliran masuk investasi asing yang kini lebih banyak ke sektor tersier berupa sektor jasa perdagangan dan keuangan. Total investasi di sektor pertanian dari tahun ke tahun berkontribusi kurang dari 10% dari ekonomi. Bahkan ada tren Penanaman Modal Asing (PMA) ke sektor pertanian cenderung menurun dalam 5 tahun terakhir.



Ditambah jumlah pekerja di sektor primer seperti pertanian, kehutanan dan perikanan porsinya semakin menurun. Memang ada perubahan struktural di ekonomi Indonesia.



Jadi ke depan ini harus diperhatikan dengan baik bukan hanya masalah swasembada atau ketahanan pangan saja walau keduanya memang hal yang penting.



(TIM RISET CNBC INDONESIA)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular