
Pemenang Nobel Ekonomi 2019 Kerap Teliti RI, Ini Buktinya
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 October 2019 16:11

Selain Duflo, Abhijit juga melakukan penelitian di Indonesia. Namun, bukan dalam hal pendidikan. Ia meneliti soal BPJS Kesehatan di 2019.
Penelitian itu dilakukannya dengan sejumlah peneliti lain termasuk peneliti lokal dengan judul The Challenges of Universal Health Insurance in Developing Countries: Evidence from a Large-Scale Randomized Experiment in Indonesia (Tantangan Asuransi Kesehatan Universal di Negara Berkembang: Bukti dari Percobaan Acak Skala Besar di Indonesia).
Dari abstrak, penelitian ini melihat bagaimana asuransi kesehatan bisa dijangkau masyarakat. Penelitian ini menyasar 6.000 rumah tangga di Indonesia yang menjadi sasaran program asuransi kesehatan pemerintah yang diamanatkan secara nasional.
Penelitian yang serupa, juga menargetkan Indonesia, pernah dilakukannya di 2010. Soal tantangan negara ini mengidentifikasi orang miskin untuk asuransi sosial karena keterbatasan informasi soal pendapatan masyarakat.
Studi dilakukan dengan percobaan lapangan di 640 desa di Indonesia. Di mana ternyata penilaian diri penduduk desa atas status sosial lebih berpengaruh dalam menentukan apakah mereka tergolong penerima bantuan atau tidak, dan bukan pendapatan perkapita.
Selain di Indonesia, ketiga awardee tersebut juga melakukan penelitian di luar wilayah Indonesia, termasuk Afrika Selatan, India, dan Amerika Serikat (AS).
Selain meneliti, pada tahun 2003, Abhijit Banerjee juga mendirikan Laboratorium Aksi Kemiskinan Abdul Latif Jameel (J-PAL), bersama dengan Duflo dan Sendhil Mullainathan. Ia masih tetap menjadi salah satu direkturnya, menurut laporan India Today.
J-PAL, jaringan global para peneliti anti kemiskinan yang melakukan eksperimen lapangan, kini telah menjadi pusat penelitian utama, mendukung kerja di seluruh dunia.
Abhijit mengatakan sekitar 400 profesor terkait dalam berbagai cara dengan pekerjaan J-PAL dan sedang melakukan uji coba kontrol acak pada berbagai masalah seperti sekolah AS di Appalachia hingga masalah tata kelola di Indonesia, mengimunisasi anak-anak di India dan membangun tempat berlindung bagi anak-anak di Sub Afrika Sahara.
(sef/sef)
Penelitian itu dilakukannya dengan sejumlah peneliti lain termasuk peneliti lokal dengan judul The Challenges of Universal Health Insurance in Developing Countries: Evidence from a Large-Scale Randomized Experiment in Indonesia (Tantangan Asuransi Kesehatan Universal di Negara Berkembang: Bukti dari Percobaan Acak Skala Besar di Indonesia).
Dari abstrak, penelitian ini melihat bagaimana asuransi kesehatan bisa dijangkau masyarakat. Penelitian ini menyasar 6.000 rumah tangga di Indonesia yang menjadi sasaran program asuransi kesehatan pemerintah yang diamanatkan secara nasional.
Studi dilakukan dengan percobaan lapangan di 640 desa di Indonesia. Di mana ternyata penilaian diri penduduk desa atas status sosial lebih berpengaruh dalam menentukan apakah mereka tergolong penerima bantuan atau tidak, dan bukan pendapatan perkapita.
Selain di Indonesia, ketiga awardee tersebut juga melakukan penelitian di luar wilayah Indonesia, termasuk Afrika Selatan, India, dan Amerika Serikat (AS).
Selain meneliti, pada tahun 2003, Abhijit Banerjee juga mendirikan Laboratorium Aksi Kemiskinan Abdul Latif Jameel (J-PAL), bersama dengan Duflo dan Sendhil Mullainathan. Ia masih tetap menjadi salah satu direkturnya, menurut laporan India Today.
J-PAL, jaringan global para peneliti anti kemiskinan yang melakukan eksperimen lapangan, kini telah menjadi pusat penelitian utama, mendukung kerja di seluruh dunia.
Abhijit mengatakan sekitar 400 profesor terkait dalam berbagai cara dengan pekerjaan J-PAL dan sedang melakukan uji coba kontrol acak pada berbagai masalah seperti sekolah AS di Appalachia hingga masalah tata kelola di Indonesia, mengimunisasi anak-anak di India dan membangun tempat berlindung bagi anak-anak di Sub Afrika Sahara.
(sef/sef)
Pages
Most Popular