
Wow, Crazy Rich Surabayan Beraksi Lagi! Deklarasi Investasi
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
14 October 2019 16:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih ingat crazy rich Surabaya? Pengusaha kaya yang sempat viral ketika menukarkan dolarnya ke Bank Indonesia (BI) kala itu, kini beraksi lagi.
Sebanyak 43 asosiasi dunia usaha yang tergabung Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur menggelar deklarasi bertema Bersatu dan Damailah Indonesia di Grand City Convex Surabaya, Senin (14/10/2019).
Hal ini dilakukan guna menjaga kerukunan sekaligus mewujudkan iklim usaha kondusif.
Dari asosiasi sebanyak itu, di antaranya meliputi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (Indonesian Sawmill and Wood Working Association/ISWA), Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (GAKI), dan lainnya lagi. Selain melibatkan para pengusaha, kegiatan deklarasi juga memperoleh dukungan dari para pekerja sektor industri manufaktur dan jasa dengan jumlah total 4.000 orang.
Berikut deklarasinya :
Kami Pelaku Usaha & Pekerja di Jawa Timur Berikrar:
"Kami para pengusaha dan pekerja menolak gerakan massa yang dapat memicu perpecahan masyarakat Indonesia, agar suasana tetap kondusif. Dengan demikian, kegiatan ekonomi berjalan normal dan ekspor terus meningkat serta investasi bisa masuk," ujarnya.
Karena itu, Forkas Jatim yang menghimpun 47 asosiasi pengusaha mendorong seluruh pemangku kepentingan guna menciptakan iklim usaha yang kondusif, demi pertumbuhan ekonomi dan investasi di Jawa Timur.
Wakil Ketua HIMKI Jatim, Peter S. Tjioe, mengatakan kegiatan industri manufaktur yang eksisting perlu dirawat keberlangsungannya, maka dibutuhkan suasana tenang guna memperlancar kegiatan produksi di pabrik, di tengah semakin ketatnya persaingan di tingkat global.
"Kalau kegiatan industri terganggu oleh konflik sosial, maka sektor industri manufaktur Indonesia akan semakin tertinggal dan bahkan bisa kolaps. Padahal, keberlangsungan industri, terutama industri padat karya, dibutuhkan untuk mengurangi jumlah pengangguran," paparnya.
(gus) Next Article Ini 10 Orang Terkaya Dunia Terbaru, Ada Crazy Rich RI?
Sebanyak 43 asosiasi dunia usaha yang tergabung Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur menggelar deklarasi bertema Bersatu dan Damailah Indonesia di Grand City Convex Surabaya, Senin (14/10/2019).
Hal ini dilakukan guna menjaga kerukunan sekaligus mewujudkan iklim usaha kondusif.
Berikut deklarasinya :
Kami Pelaku Usaha & Pekerja di Jawa Timur Berikrar:
- Menolak gerakan-gerakan massa yang dapat memicu perpecahan di tengah masyarakat Indonesia
- Berkomitmen bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat untuk 'Jogo Jawa Timur'
- Tetap menjaga kerukunan antar umat bergama dan suku bangsa agar tetap harmonis dan tidak terprovokasi dengan hoax dan ujaran kebencian
- Mendukung aparat penegak hukum untuk menindak siapa pun yang berupaya memecah belah persatuan bangsa
- Mendorong seluruh stakeholder menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi dan investasi di Jawa Timur.
"Kami para pengusaha dan pekerja menolak gerakan massa yang dapat memicu perpecahan masyarakat Indonesia, agar suasana tetap kondusif. Dengan demikian, kegiatan ekonomi berjalan normal dan ekspor terus meningkat serta investasi bisa masuk," ujarnya.
![]() |
Karena itu, Forkas Jatim yang menghimpun 47 asosiasi pengusaha mendorong seluruh pemangku kepentingan guna menciptakan iklim usaha yang kondusif, demi pertumbuhan ekonomi dan investasi di Jawa Timur.
Wakil Ketua HIMKI Jatim, Peter S. Tjioe, mengatakan kegiatan industri manufaktur yang eksisting perlu dirawat keberlangsungannya, maka dibutuhkan suasana tenang guna memperlancar kegiatan produksi di pabrik, di tengah semakin ketatnya persaingan di tingkat global.
"Kalau kegiatan industri terganggu oleh konflik sosial, maka sektor industri manufaktur Indonesia akan semakin tertinggal dan bahkan bisa kolaps. Padahal, keberlangsungan industri, terutama industri padat karya, dibutuhkan untuk mengurangi jumlah pengangguran," paparnya.
(gus) Next Article Ini 10 Orang Terkaya Dunia Terbaru, Ada Crazy Rich RI?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular