
Selamat dari Jurang Resesi, Ekonomi Singapura Tumbuh 0,6%
Rehiya Sebayang, CNBC Indonesia
14 October 2019 10:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura selamat dari jurang resesi, setelah ekonominya berhasil tumbuh 0,6% pada kuartal III-2019 dibandingkan kuartal II-2019.
Dilansir dari CNBC International, Senin (14/10/2019), pada kuartal II-2019 ekonomi Singapura sempat turun dan negara ini disebut terancam resesi. Secara tahunan atau year on year, ekonomi Singapura di kuartal III-2019 dibandingkan kuartal III-2018 hanya tumbuh 0,1%.
Meski selamat dari resesi, namun angka pertumbuhan ekonomi Singapura di kuartal III-2019 di bawah prediksi para pelaku pasar, yang memproyeksikan ekonomi Singapura kuartal III-2019 tumbuh 1,5% dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 0,3% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Secara teknikal, resesi ekonomi terjadi ketika kontraksi ekonomi berlangsung selama dua kuartal berturut-turut. Isu mengenai resesi global telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di tengah perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China yang sudah berlangsung selama lebih dari setahun.
"Perlambatan ekonomi dunia memengaruhi Singapura di seluruh area," kata Analis dari UOB Asset Management, Anthony Raza.
Raza masih mengkhawatirkan kondisi Singapura di tengah perlambatan perekonomian global saat ini.
Secara terpisah, bank sentral Singapura mengatakan bakal melonggarkan kebijakan moneternya dengan mengelola nilai tukar dari dolar Singapura terhadap sejumlah mata uang utama yang menjadi partner dagang mereka.
(wed/wed) Next Article Singapura di Ambang Resesi, ini Antisipasi Jokowi
Dilansir dari CNBC International, Senin (14/10/2019), pada kuartal II-2019 ekonomi Singapura sempat turun dan negara ini disebut terancam resesi. Secara tahunan atau year on year, ekonomi Singapura di kuartal III-2019 dibandingkan kuartal III-2018 hanya tumbuh 0,1%.
Meski selamat dari resesi, namun angka pertumbuhan ekonomi Singapura di kuartal III-2019 di bawah prediksi para pelaku pasar, yang memproyeksikan ekonomi Singapura kuartal III-2019 tumbuh 1,5% dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 0,3% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
"Perlambatan ekonomi dunia memengaruhi Singapura di seluruh area," kata Analis dari UOB Asset Management, Anthony Raza.
Raza masih mengkhawatirkan kondisi Singapura di tengah perlambatan perekonomian global saat ini.
Secara terpisah, bank sentral Singapura mengatakan bakal melonggarkan kebijakan moneternya dengan mengelola nilai tukar dari dolar Singapura terhadap sejumlah mata uang utama yang menjadi partner dagang mereka.
(wed/wed) Next Article Singapura di Ambang Resesi, ini Antisipasi Jokowi
Most Popular