Pakai Robot, Pengusaha Klaim Belum Kurangi Pekerja Drastis
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
09 October 2019 19:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemakaian tenaga robotik atau robotisasi diperkirakan menjadi pilihan yang masif untuk beberapa tahun mendatang oleh banyak industri di Indonesia. Dampaknya akan mengena pada pengurangan tenaga kerja manusia. Pengusaha mengakui robotisasi bakal ada pengurangan tenaga kerja, tapi saat ini belum ada pengurangan tenaga kerja secara drastis.
Doni Wibisono, Ketua Komite Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), mengatakan pengusaha makanan dan minuman menyadari otomasi dalam proses produksi perlu dilakukan. Namun, pengusaha juga, sambungnya, harus teliti dalam mengubah proses produksi memakai robotik.
"Kalau di packaging line ada kebijakan tidak memakai otomasi masih memakai tenaga kerja manusia, tetapi di sentral proses sendiri sudah robotik," kata Doni kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10/2019).
Menurutnya, robotik sendiri sudah diterapkan di beberapa sektor industri makanan dan minuman dalam 5 tahun terakhir. Sampai saat ini, ia mengklaim belum ada pengurangan tenaga kerja secara drastis akibat penggunaan robotik tersebut.
"Belum ada pengurangan yang drastis dari industri mamin (makanan minuman). Suatu saat mungkin iya, tetapi sampai sekarang belum ada penurunan banyak," kata Doni.
Namun, Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) masih memandang optimis bahwa tenaga kerja masih diperlukan manakala tren robotik pada industri akan meningkat beberapa tahun mendatang.
"Kita punya satu keyakinan masih banyak pengusaha Indonesia punya komitmen bagaimanapun kondisi pasar atau ekonomi, tapi dia berusaha tidak me-PHK orang-orangnya, itu kalau perusahaan lokal asli," kata Eddy.
Sementara Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan robotisasi menjadi ancaman dalam 3-5 tahun ke depan. Menurutnya, akan terjadi PHK 30% dari total karyawan yang ada di suatu industri yang sudah memakai robotisasi.
Ia mengatakan isu robotisasi akan menjadi agenda perjuangan para buruh tahun-tahun ke depan, selain masalah kesejahteraan dan upah pekerja.
(hoi/hoi) Next Article Bukan Menakuti! Robotisasi Terjadi di RI, Ancaman PHK Menanti
Doni Wibisono, Ketua Komite Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), mengatakan pengusaha makanan dan minuman menyadari otomasi dalam proses produksi perlu dilakukan. Namun, pengusaha juga, sambungnya, harus teliti dalam mengubah proses produksi memakai robotik.
"Kalau di packaging line ada kebijakan tidak memakai otomasi masih memakai tenaga kerja manusia, tetapi di sentral proses sendiri sudah robotik," kata Doni kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10/2019).
Menurutnya, robotik sendiri sudah diterapkan di beberapa sektor industri makanan dan minuman dalam 5 tahun terakhir. Sampai saat ini, ia mengklaim belum ada pengurangan tenaga kerja secara drastis akibat penggunaan robotik tersebut.
"Belum ada pengurangan yang drastis dari industri mamin (makanan minuman). Suatu saat mungkin iya, tetapi sampai sekarang belum ada penurunan banyak," kata Doni.
Namun, Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) masih memandang optimis bahwa tenaga kerja masih diperlukan manakala tren robotik pada industri akan meningkat beberapa tahun mendatang.
"Kita punya satu keyakinan masih banyak pengusaha Indonesia punya komitmen bagaimanapun kondisi pasar atau ekonomi, tapi dia berusaha tidak me-PHK orang-orangnya, itu kalau perusahaan lokal asli," kata Eddy.
Sementara Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan robotisasi menjadi ancaman dalam 3-5 tahun ke depan. Menurutnya, akan terjadi PHK 30% dari total karyawan yang ada di suatu industri yang sudah memakai robotisasi.
Ia mengatakan isu robotisasi akan menjadi agenda perjuangan para buruh tahun-tahun ke depan, selain masalah kesejahteraan dan upah pekerja.
(hoi/hoi) Next Article Bukan Menakuti! Robotisasi Terjadi di RI, Ancaman PHK Menanti
Most Popular