Ucap Kata Terakhir, Menteri Susi 'Penenggelam Kapal' Pamit?

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
09 October 2019 14:32
Menteri Susi sempat mengucapkan kata 'terakhir' dalam konpers soal penyelundupan lobster, apa maknanya?
Foto: foto/ Penggagalan penyelundupan bibit lobster (CNBC Indonesia: Efrem Siregar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sempat mengucap kata 'terakhir' dalam konpers penggagalan penyelundupan benih lobster ilegal di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2019). Apakah ini kode dari Susi, bahwa dia berpamitan jelang masa terakhir pemerintahan Presiden Jokowi 2014-2019?

"Saya mohon barangkali konferensi pers bersama terakhir untuk periode 2014-2019. Namun saya ingin jajaran eselon 1, TNI, Polri, Anda semua masih ada dalam sistem gakkum. Tetaplah komitmen, integritas, kejujuran. Tiga hal ini penting untuk memastikan Indonesia dapat bersaing dengan negara tetangga, bukan loser," katanya.

Usai acara, Susi ditanya apakah pesan-pesannya itu tanda pamitan? Ia mengatakan "Pamitan atau tidak kan periode ini selesai," tegas Susi.

Apakah akan lanjut jadi menteri Bu Susi?

"Tanya Pak Jokowi dong," kata Susi yang terkenal sebagai penenggelam kapal ikan ilegal ini.

Pada pemaparannya, ia mengingatkan betapa pentingnya komitmen pemerintah untuk menjaga sumber daya alam.  Susi mengatakan pemerintah akan memastikan dengan segala upaya agar sumber daya kelautan tetap aman dan jumlah sumber daya tersebut terus bertambah banyak.

"Sumber daya alam kita akan ada dan terus bertambah banyak dan produktif untuk ditangkap agar didayagunakan rakyat," kata susi di hadapan para perwira TNI/Polri dan pejabat eselon KKP yang hadir di sana.



Ia menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Susi selama menjadi menteri KKP merupakan bagian dari misi Presiden Joko Widodo, termasuk dengan penangkapan kapal asing yang sering dilakukan kementeriannya.

"Kembali pada misi Bapak Presiden yang mengatakan laut masa depan bangsa, sudah sepatunya pengelolaan dilakukan dengan cara berkelanjutan," kata Susi.

"Kita sudah menangkap banyak kapal asing di wilayah perairan kita. Presiden membentuk satgas, membuat Perpres menutup asing untuk masuk dalam bisnis perikanan tangkap di mana menjadikan aparat bekerja di lapangan lebih mudah, kalau ada kapal asing pasti ilegal," kata Susi.

Masa baktinya sebagai menteri KKP akan berakhir pada bulan Oktober ini. Ia menekankan bahwa semua tugas yang dilakukannya merupakan komitmen bahwa sumber daya kelautan diperuntukkan untuk rakyat Indonesia.

"Kita mengawal misi Presiden menjaga laut masa depan bangsa dengan pola-pola pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan, artinya alat-alat yang merusak lingkungan, pengambilan bibit-bibit, musnahnya spesies tertentu sudah harus diatur," ucapnya.



"Kita harus bersyukur laut adalah SDA renewable, terus ada dan banyak, tidak akan habisnya jika dijaga, diatur cara eksploitasinya. Maka pengetatan, pelarangan, pengaturan adalah untuk memastikan produktivitas itu ada dan banyak," tambahnya.

Personel TNI AL dan Kepolisian RI menggagalkan upaya penyelundupan benih lobster ilegal sebanyak 440.770 ekor dari jaringan sindikat. Benih lobster diamankan secara terpisah di wilayah Jambi, Batam, dan Banten dari tanggal 3 dan 4 Oktober 2019. Nilai sumber daya ikan (SDI) yang berhasil diselamatkan sebesar Rp66,19 miliar.

Meski ini menjadi periode terakhirnya, ia meminta agar jajaran KKP dan TNI/Polri tetap menjaga komitmen, integritas, dan kejujuran untuk menjaga sumber daya kelautan Indonesia agar dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia.

Ia tidak menutup mata bahwa masih ada pekerjaan besar yang masih harus dilaksanakan ke depannya untuk menjaga keberlangsungan sumber daya laut Indonesia.



(hoi/hoi) Next Article Menteri Susi: Habibie Pelopor Pers Bebas & Merdeka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular