
'Bayangkan Tanggungan Biaya Pasien Cuci Darah Tanpa BPJS'
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
07 October 2019 15:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan iuran BPJS Kesehatan sudah masuk rencana pemerintah. Nah, hal ini dilakukan demi keberlangsungan jaminan sosial kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Bagaimana jika BPJS Kesehatan tak lagi beroperasi? Bisa dibayangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk pasien cuci darah?
"Kami menemui peserta yang sedang cuci darah. Pasien ini kita tanya sudah berapa lama cuci darah. Nah dijawab sudah 7 tahun," kata Dirut BPJS Fahmi Idris menceritakan.
"Sekali cuci darah program membayar Rp 1 juta. Artinya untuk cuci darah seminggu minimal 2 kali harus keluar uang Rp 2 juta seminggu. Dalam sebulan bisa Rp 8 juta."
"Ini bisa cuci darah karena kita ada di sini. Itulah esensi program ini hadir maka yang lain bisa membantu yang tengah kesusahan agar sembuh dari penyakitnya," kata Fahmi lebih jauh.
Adapun rencana kenaikan iurah BPJS Kesehatan menurut Fahmi tidaklah berat. Kenaikan iuran ini dikarenakan defisit yang terjadi akibat banyaknya fraud dan tingkat kolektibilitas yang rendah.
Fahmi mengatakan, iuran yang naik dua kali lipat sebenarnya tidak seperti itu narasinya. "Iuran naik dua kali lipat itu ngga seperti itu narasinya. Narasi kelas satu itu kurang lebih Rp 5.000 per hari lho. Kelas dua itu sekitar Rp 3.000 per hari dan kelas tiga ngga sampai Rp 2.000 per hari, kalau kita punya uang Rp 2.000 itu bisa kita taruh per hari," papar Fahmi di sebuah diskusi di Jakarta, Senin (7/10/2019).
Nah menurut Fahmi, jika mengumpulkan Rp 5.000 per hari atau Rp 3.000 dan menyisihkan Rp 2.000 per hari itu berat maka pemerintah tidak tinggal diam. Menurutnya ada 96,8 juta peserta miskin dan hampir miskin yang dibiayai pemerintah.
(dru/dru) Next Article Siapa yang Usul Kenaikan BPJS Kesehatan?
Bagaimana jika BPJS Kesehatan tak lagi beroperasi? Bisa dibayangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk pasien cuci darah?
"Kami menemui peserta yang sedang cuci darah. Pasien ini kita tanya sudah berapa lama cuci darah. Nah dijawab sudah 7 tahun," kata Dirut BPJS Fahmi Idris menceritakan.
![]() |
"Ini bisa cuci darah karena kita ada di sini. Itulah esensi program ini hadir maka yang lain bisa membantu yang tengah kesusahan agar sembuh dari penyakitnya," kata Fahmi lebih jauh.
Adapun rencana kenaikan iurah BPJS Kesehatan menurut Fahmi tidaklah berat. Kenaikan iuran ini dikarenakan defisit yang terjadi akibat banyaknya fraud dan tingkat kolektibilitas yang rendah.
Fahmi mengatakan, iuran yang naik dua kali lipat sebenarnya tidak seperti itu narasinya. "Iuran naik dua kali lipat itu ngga seperti itu narasinya. Narasi kelas satu itu kurang lebih Rp 5.000 per hari lho. Kelas dua itu sekitar Rp 3.000 per hari dan kelas tiga ngga sampai Rp 2.000 per hari, kalau kita punya uang Rp 2.000 itu bisa kita taruh per hari," papar Fahmi di sebuah diskusi di Jakarta, Senin (7/10/2019).
Nah menurut Fahmi, jika mengumpulkan Rp 5.000 per hari atau Rp 3.000 dan menyisihkan Rp 2.000 per hari itu berat maka pemerintah tidak tinggal diam. Menurutnya ada 96,8 juta peserta miskin dan hampir miskin yang dibiayai pemerintah.
(dru/dru) Next Article Siapa yang Usul Kenaikan BPJS Kesehatan?
Most Popular