
Usai Deal Ketua MPR, Prabowo Minta 3 Kursi Menteri?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 October 2019 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Drama pemilihan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia pada Kamis (3/10/2019) malam masih menyisakan cerita. Ini tak lepas dari adanya peran dari Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.
Singkat cerita begini. Jelang rapat paripurna pemilihan dan penetapan pimpinan MPR RI di ruang rapat paripurna MPR RI, pukul 19.00 WIB, seluruh fraksi dan kelompok Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia belum mencapai musyawarah mufakat untuk memilih ketua MPR RI.
Sebanyak delapan fraksi dan kelompok DPD RI telah memilih wakil dari Fraksi Partai Golongan Karya, yaitu Bambang Soesatyo. Sementara Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya tetap berkukuh menyorongkan Ahmad Muzani sebagai ketua MPR RI.
"Hasil konsultasi Bapak Prabowo Subianto dengan Ibu Hajah Megawati Soekarnoputri Presiden kelima RI, maka Bapak Prabowo dan Ibu Megawati bersepakat untuk kepentingan lebih besar. Kami bersepakat untuk terus menjaga MPR dalam forum musyawarah, dalam memutuskan berbagai kebijakan penting dalam membangun bangsa dan negara," kata Ketua Fraksi Gerindra di MPR Ahmad Riza Patria.
Setelah itu, Gerindra turut serta ke dalam delapan fraksi dan kelompok DPD RI mendukung Bamsoet sebagai ketua MPR RI. Bamsoet bersama sembilan pimpinan lainnya antara lain Fadel Muhammad dari kelompok DPD RI dilantik sebagai pimpinan MPR RI oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.
Perubahan sikap Gerindra lantas disinyalir sebagai bagian untuk memuluskan jalan masuk ke dalam koalisi pemerintah Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih 2019-2024. Hal itu sempat ditanyakan wartawan kepada Muzani selepas seremoni pelantikan semalam.
"MPR adalah alat perjuangan dan sebagai alat perjuangan kita harus pandang ini sebagai alat mencapai tujuan agar beliau (Prabowo) harapkan ada hal-hal lain yang lebih strategis yang akan kita capai nanti," kata Muzani. Apakah hal-hal lain yang lebih strategis itu adalah kursi di kabinet? Muzani menjawab, "Enggak."
Pada Jumat (4/10/2019), Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengonfirmasi bahwa partai besutan Prabowo Subianto itu memang telah mengajukan sejumlah konsep kepada Jokowi. Konsep-konsep itu meliputi ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan ekonomi.
Apakah itu berarti Gerindra meminta tiga kursi di bidang-bidang itu? Dasco menjawab normatif. "Kami kan belum tahu ada di pemerintahan atau luar pemerintahan. Jadi saya pikir itu masih isu ya," ujarnya seperti dilansir detik.com.
Dasco lagi-lagi membantah jika Gerindra telah mengajukan tiga orang sebagai kandidat menteri Jokowi-Ma'ruf, yaitu dua waketum Fadli Zon dan Edhy Prabowo serta eks cawapres yang diusung Gerindra Sandiaga Uno.
"Belum bicara orang, baru bicara konsep. Kalau konsep diterima, dilihat pembidangannya. Kalau ketemu pembidangannya baru tahu siapa orang yang tepat," kata Dasco.
Sejatinya, kabar Fadli hingga Sandiaga masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf bukan sesuatu yang baru. Kabar serupa pernah mencuat selepas Prabowo mendatangi kediaman Megawati pada 24 Juli 2019.
CNN Indonesia, Selasa (30/7/2019), melaporkan kans Gerindra untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja yang mendukung presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin semakin besar.
"Hampir 70%," ujar sumber CNN Indonesia.
Sisa persentase 30% masih terkait dengan kursi menteri dan lembaga tinggi.
Sejalan dengan itu, Gerindra pun menyiapkan tiga nama kandidat menteri dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Mereka adalah dua wakil ketua umum, yaitu Edhy Prabowo dan Fadli Zon, dan eks calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Terkait Edhy Prabowo, sumber CNN Indonesia menyebut Jokowi secara khusus meminta agar Ketua Komisi IV DPR RI itu sebagai menteri pertanian. Permintaan itu muncul sebelum Jokowi dan Prabowo bersua di Stasiun MRT Lebak Bulus, 13 Juli 2019.
Jokowi, menurut sumber itu, meyakini bakal cocok bekerja sama dengan Edhy dalam mengurus pertanian dan pangan. Apalagi, selama ini, Edhy juga aktif di Komisi IV DPR RI yang selama ini bermitra dengan Kementerian Pertanian.
Ia pun dikenal dekat dengan Prabowo. Bahkan, Prabowo sempat heran tatkala Jokowi meminta Edhy untuk menjadi menteri pertanian. Namun, ketika dihubungi CNN Indonesia, Edhy mengaku belum diminta Jokowi secara langsung untuk menduduki kursi menteri.
Sumber CNN Indonesia juga bercerita bahwa Sandiaga disorongkan Gerindra menjadi menteri. Posisi yang cocok adalah menteri perdagangan, menteri perindustrian, dan menteri ESDM. Namun, kans Sandi lebih besar untuk menduduki posisi Kementerian Perdagangan.
Sebelumnya, Sandi merupakan waketum Gerindra. Namun, jabatan itu dilepas saat memutuskan maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019. Usai pemilihan, Sandi mengaku belum terpikir untuk menjadi menteri dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Sedangkan untuk Fadli Zon, sumber CNN Indonesia mengatakan posnya belum dicarikan. Ia tak akan lagi menjabat di lembaga legislatif, melainkan di kementerian/lembaga.
(miq/wed) Next Article Utak-atik Calon Ketua MPR Hingga DPD, Siapa Saja Mereka?
Singkat cerita begini. Jelang rapat paripurna pemilihan dan penetapan pimpinan MPR RI di ruang rapat paripurna MPR RI, pukul 19.00 WIB, seluruh fraksi dan kelompok Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia belum mencapai musyawarah mufakat untuk memilih ketua MPR RI.
Sebanyak delapan fraksi dan kelompok DPD RI telah memilih wakil dari Fraksi Partai Golongan Karya, yaitu Bambang Soesatyo. Sementara Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya tetap berkukuh menyorongkan Ahmad Muzani sebagai ketua MPR RI.
Setelah itu, Gerindra turut serta ke dalam delapan fraksi dan kelompok DPD RI mendukung Bamsoet sebagai ketua MPR RI. Bamsoet bersama sembilan pimpinan lainnya antara lain Fadel Muhammad dari kelompok DPD RI dilantik sebagai pimpinan MPR RI oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.
Perubahan sikap Gerindra lantas disinyalir sebagai bagian untuk memuluskan jalan masuk ke dalam koalisi pemerintah Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih 2019-2024. Hal itu sempat ditanyakan wartawan kepada Muzani selepas seremoni pelantikan semalam.
"MPR adalah alat perjuangan dan sebagai alat perjuangan kita harus pandang ini sebagai alat mencapai tujuan agar beliau (Prabowo) harapkan ada hal-hal lain yang lebih strategis yang akan kita capai nanti," kata Muzani. Apakah hal-hal lain yang lebih strategis itu adalah kursi di kabinet? Muzani menjawab, "Enggak."
Pada Jumat (4/10/2019), Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengonfirmasi bahwa partai besutan Prabowo Subianto itu memang telah mengajukan sejumlah konsep kepada Jokowi. Konsep-konsep itu meliputi ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan ekonomi.
Apakah itu berarti Gerindra meminta tiga kursi di bidang-bidang itu? Dasco menjawab normatif. "Kami kan belum tahu ada di pemerintahan atau luar pemerintahan. Jadi saya pikir itu masih isu ya," ujarnya seperti dilansir detik.com.
Dasco lagi-lagi membantah jika Gerindra telah mengajukan tiga orang sebagai kandidat menteri Jokowi-Ma'ruf, yaitu dua waketum Fadli Zon dan Edhy Prabowo serta eks cawapres yang diusung Gerindra Sandiaga Uno.
"Belum bicara orang, baru bicara konsep. Kalau konsep diterima, dilihat pembidangannya. Kalau ketemu pembidangannya baru tahu siapa orang yang tepat," kata Dasco.
Sejatinya, kabar Fadli hingga Sandiaga masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf bukan sesuatu yang baru. Kabar serupa pernah mencuat selepas Prabowo mendatangi kediaman Megawati pada 24 Juli 2019.
CNN Indonesia, Selasa (30/7/2019), melaporkan kans Gerindra untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja yang mendukung presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin semakin besar.
"Hampir 70%," ujar sumber CNN Indonesia.
Sisa persentase 30% masih terkait dengan kursi menteri dan lembaga tinggi.
Sejalan dengan itu, Gerindra pun menyiapkan tiga nama kandidat menteri dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Mereka adalah dua wakil ketua umum, yaitu Edhy Prabowo dan Fadli Zon, dan eks calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Terkait Edhy Prabowo, sumber CNN Indonesia menyebut Jokowi secara khusus meminta agar Ketua Komisi IV DPR RI itu sebagai menteri pertanian. Permintaan itu muncul sebelum Jokowi dan Prabowo bersua di Stasiun MRT Lebak Bulus, 13 Juli 2019.
Jokowi, menurut sumber itu, meyakini bakal cocok bekerja sama dengan Edhy dalam mengurus pertanian dan pangan. Apalagi, selama ini, Edhy juga aktif di Komisi IV DPR RI yang selama ini bermitra dengan Kementerian Pertanian.
Ia pun dikenal dekat dengan Prabowo. Bahkan, Prabowo sempat heran tatkala Jokowi meminta Edhy untuk menjadi menteri pertanian. Namun, ketika dihubungi CNN Indonesia, Edhy mengaku belum diminta Jokowi secara langsung untuk menduduki kursi menteri.
Sumber CNN Indonesia juga bercerita bahwa Sandiaga disorongkan Gerindra menjadi menteri. Posisi yang cocok adalah menteri perdagangan, menteri perindustrian, dan menteri ESDM. Namun, kans Sandi lebih besar untuk menduduki posisi Kementerian Perdagangan.
Sebelumnya, Sandi merupakan waketum Gerindra. Namun, jabatan itu dilepas saat memutuskan maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019. Usai pemilihan, Sandi mengaku belum terpikir untuk menjadi menteri dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Sedangkan untuk Fadli Zon, sumber CNN Indonesia mengatakan posnya belum dicarikan. Ia tak akan lagi menjabat di lembaga legislatif, melainkan di kementerian/lembaga.
(miq/wed) Next Article Utak-atik Calon Ketua MPR Hingga DPD, Siapa Saja Mereka?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular