
Pertamina & KKP Kerja Sama Pengelolaan Ruang Laut
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
25 September 2019 16:19

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dalam sinergi program pengelolaan ruang laut. Kerja sama ini diproyeksikan bisa meningkatkan kebutuhan energi dan produk Pertamina hingga 50% di wilayah Marketing Operation Region (MOR) VIII (Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat).
SVP Retail Marketing Business PT Pertamina Jumali mengatakan tujuan penandatanganan perjanjian kerjasama ini adalah dalam rangka meningkatkan sinergi program pengelolaan ruang laut dengan pemanfaatan produk Pertamina bagi masyarakat pesisir.
"Aktivitas disana luar biasa terutama yang berhubungan dengan laut. Pertamina berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan energi yang berhubungan dengan laut," kata Jumali saat penandatangan MoU, Rabu (25/09/2019).
Wilayah Timur Indonesia ini adalah pionir atau pilot project apabila dikemudian hari dipandang perlu dilakukan penerapan kerjasama untuk seluruh wilayah Indonesia. Jumali mengatakan jika kebutuhan di wilayah-wilayah ini tidak dipenuhi, maka nelayan akan mencari bbm ke pedagang liar dengan harga yang tinggi. Hadirnya Pertamina bisa menjadi solusi energi lebih murah, sehingga produksinya bisa lebih banyak.
Pertamina menurut dia juga mengembangkan produk yang bisa memenuhi kebutuhan nelayan. Misalnya saja LPG dan Musicool untuk pendinganan atau cold storage yang dibutuhkan bagi nelayan.
"Potensinya sangat tinggi di sana. Bagaimana kapal nelayan dan produksi ikan menggunakan bbm baik solar atau diesel menggunakan produk Pertamina.Kami siap melayani kebutuhan energi," kata Jumali.
General Manager MOR VIN Pertamina Gema lrianus Pahawalan mengatakan selain dapat meningkatkan koordinasi terkait pemanfaatan dan pengelolaan ruang laut bagi masyarakat pesisir di wilayah Maluku dan Papua. Kerja sama ini juga diharapkan akan semakin meningkatkan kelancaran BBM dan produk gas Pertamina yang dapat digunakan oleh masyarakat pesisir.
Menurut dia Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang besar serta garis pantai terpanjang kedua, maka perlu dikelola dengan baik.
"Diharapkan dengan adanya sinergi dan koordinasi melalui perjanjian kerja sama dapat mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan pangan, serta menyejahterakan masyarakat pesisir khususnya di wilayah Maluku dan Papua di masa mendatang," kata Gema.
Selama ini untuk memenuhi kebutuhan energi di MOR VIII kebanyakan masih didatangkan dari Surabaya dan Makassar, dengan 14 Agen yang tersebar. Jumlah ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan, terutama karena wilayah MOR VIII sangat luas. Saat ini kebutuhan bbm per hari di wilayah ini menjadi 7.000 kilo liter per hari, dan LPG 400 ribu metrik ton per tahun.
"Dengan kerjasama ini potensinya makin besar, titik layanan makin banyak. Stok akan kita tambah dan bisa naik 50%. Di 2020 kita langsung kerja, kami akan kerjasama dengan pemda dan membuka titik layanan, dengan begitu 2020 bisa naik 20-30% dari target," katanya.
(dob/dob) Next Article Inilah Daftar Tarif BBM yang Diturunkan Pertamina
SVP Retail Marketing Business PT Pertamina Jumali mengatakan tujuan penandatanganan perjanjian kerjasama ini adalah dalam rangka meningkatkan sinergi program pengelolaan ruang laut dengan pemanfaatan produk Pertamina bagi masyarakat pesisir.
"Aktivitas disana luar biasa terutama yang berhubungan dengan laut. Pertamina berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan energi yang berhubungan dengan laut," kata Jumali saat penandatangan MoU, Rabu (25/09/2019).
Wilayah Timur Indonesia ini adalah pionir atau pilot project apabila dikemudian hari dipandang perlu dilakukan penerapan kerjasama untuk seluruh wilayah Indonesia. Jumali mengatakan jika kebutuhan di wilayah-wilayah ini tidak dipenuhi, maka nelayan akan mencari bbm ke pedagang liar dengan harga yang tinggi. Hadirnya Pertamina bisa menjadi solusi energi lebih murah, sehingga produksinya bisa lebih banyak.
Pertamina menurut dia juga mengembangkan produk yang bisa memenuhi kebutuhan nelayan. Misalnya saja LPG dan Musicool untuk pendinganan atau cold storage yang dibutuhkan bagi nelayan.
"Potensinya sangat tinggi di sana. Bagaimana kapal nelayan dan produksi ikan menggunakan bbm baik solar atau diesel menggunakan produk Pertamina.Kami siap melayani kebutuhan energi," kata Jumali.
General Manager MOR VIN Pertamina Gema lrianus Pahawalan mengatakan selain dapat meningkatkan koordinasi terkait pemanfaatan dan pengelolaan ruang laut bagi masyarakat pesisir di wilayah Maluku dan Papua. Kerja sama ini juga diharapkan akan semakin meningkatkan kelancaran BBM dan produk gas Pertamina yang dapat digunakan oleh masyarakat pesisir.
Menurut dia Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang besar serta garis pantai terpanjang kedua, maka perlu dikelola dengan baik.
"Diharapkan dengan adanya sinergi dan koordinasi melalui perjanjian kerja sama dapat mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan pangan, serta menyejahterakan masyarakat pesisir khususnya di wilayah Maluku dan Papua di masa mendatang," kata Gema.
Selama ini untuk memenuhi kebutuhan energi di MOR VIII kebanyakan masih didatangkan dari Surabaya dan Makassar, dengan 14 Agen yang tersebar. Jumlah ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan, terutama karena wilayah MOR VIII sangat luas. Saat ini kebutuhan bbm per hari di wilayah ini menjadi 7.000 kilo liter per hari, dan LPG 400 ribu metrik ton per tahun.
"Dengan kerjasama ini potensinya makin besar, titik layanan makin banyak. Stok akan kita tambah dan bisa naik 50%. Di 2020 kita langsung kerja, kami akan kerjasama dengan pemda dan membuka titik layanan, dengan begitu 2020 bisa naik 20-30% dari target," katanya.
(dob/dob) Next Article Inilah Daftar Tarif BBM yang Diturunkan Pertamina
Most Popular