Ramal 4,9%, Gerindra: Target PDB 5,3% Jokowi Tak Realistis

Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
23 September 2019 15:07
Hal ini disampaikan dalam pandangan mini fraksi di ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
Foto: Badan Anggaran DPR RI menggelar Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan dan Gubernur BI di ruang rapat Banggar DPR RI. (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)
Jakarta, CNBC Indonesia - Fraksi Gerindra menilai target pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan pada 2020 sebesar 5,3% tak realistis untuk dicapai. Hal ini disampaikan dalam pandangan mini fraksi di ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.

"Fraksi Gerindra berpendapat itu tidak realistis mengingat Bank Dunia sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 4,9%," ungkap anggota Fraksi Gerindra, Sri Meliyana di Gedung DPR, Senin (23/9/2019).

"Bahkan bisa lebih kecil jika ekonomi global belum membaik," lanjutnya.

Selain itu, Fraksi Gerindra juga menyoroti anggaran belanja sejumlah kementerian/lembaga (K/L). Menurutnya, ada beberapa K/L, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang penggunaan APBN-nya belum tepat sasaran.

"Hal ini terjadi di sektor pendidikan di mana pendidikan kita masih tertinggal dengan negara-negara lain," urainya.

Kendati demikian, Fraksi Gerindra dapat menyetujui RUU tentang APBN tahun anggaran 2020 untuk dibawa ke Rapat Paripurna. Persetujuan itu disampaikan dengan catatan.

"Dengan catatan dalam pemanfaatan anggaran harus berorientasi pada kedaulatan pangan, energi dan air, demi menjaga stabilitas negara dan lebih fokus pada upaya prioritas untuk tidak bergantung pada impor," urainya.

Fraksi PAN juga menyoroti asumsi pertumbuhan 5,3%. Anggota Fraksi PAN, Sungkono, menyebut bahwa target 5,3% merupakan level yang cukup menantang untuk dicapai.

"Fraksi PAN berharap agar Pemerintah harus punya komitmen yang kuat untuk mewujudkan itu. [...] masih ada beberapa tantangan ekonomi global yang menjadi pertimbangan dal penyusunan APBN TA 2020 di antaranya adalah fluktuasi harga serta ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat," bebernya.

Senada, Andi Akmal dari Fraksi PKS memandang pertumbuhan ekonomi 5,3% terlalu tinggi jika dilihat dari rendahnya pencapaian ekonomi beberapa tahun terakhir.

"Fraksi PKS berharap agar Pemerintah harus berupaya mencapai target tersebut agar tidak hanya menjadi target semata," urainya.





(dru) Next Article Ekonomi Loyo, Jokowi: Yang Lain Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular