
Bermodal Rp 571 T, Bakal Ada MRT 223 Km di Jakarta
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 September 2019 11:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana kepindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur tahun 2024 tidak membuat Jakarta ditinggalkan begitu saja. Jakarta akan tetap jadi kota metropolitan dan pusat bisnis yang terus berbenah.
Jakarta akan tetap menjadi kota metropolitan dan pusat bisnis di Indonesia. Jakarta digadang-gadang bakal jadi New York-nya Indonesia. Untuk bisa menjelma menjadi sentra bisnis seperti New York, Jakarta membutuhkan setidaknya Rp 571 triliun untuk berbenah hingga 2030 nanti.
Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia memang menghadapi berbagai masalah yang pelik dan kompleks. Seperti kita tahu bersama, Jakarta memang identik dengan macet, polusi, dan banjir. Memang begitulah kenyataannya kota yang jadi hunian lebih dari 10 juta orang ini.
Jakarta sebagai ibu kota Indonesia dan pusat bisnis selama ini telah menjadi magnet bagi orang-orang dari daerah lain untuk mengundi nasib. Urbanisasi membuat Jakarta dari tahun ke tahun menjadi semakin padat yang berdampak pada turunnya pasokan air bersih.
Dengan segala kompleksitas masalahnya, pemerintah berencana terus membenahi Jakarta. Fokus pembenahan akan menyasar ke empat titik yaitu transportasi publik, pelayanan air bersih, penanggulangan banjir, dan penyediaan perumahan rakyat.
Mengutip laporan Kementerian PPN/Bappenas, fokus pengembangan transportasi publik adalah pembangunan jalur kereta MRT menjadi 223 km dari sebelumnya hanya 16 km, pembangunan jalur kereta LRT menjadi 16 km dari sebelumnya hanya 5,8 km, perluasan jaringan Transjakarta menjadi 2.149 km, peningkatan rel kereta dalam kota sepanjang 27 km, serta peremajaan 20 ribu unit angkutan umum. Untuk merealisasikan program tersebut, kocek yang harus dirogoh sebesar Rp 315 triliun atau sekitar 55,2% dari total yang dianggarkan.
Di bidang pengelolaan air dan penyediaan perumahan rakyat, program yang dicanangkan antara lain pembangunan saluran air bersih untuk 100% warga Jakarta, pengelolaan air limbah melalui peningkatan cakupan jaringan air limbah hingga 81%, penanggulangan banjir melalui pembangunan 28 waduk/embung/situ, tanggul laut 3.338 meter serta naturalisasi dan normalisasi di 13 sungai, hingga menyediakan pemukiman sampai 600.000 unit. Untuk program ini, anggaran yang dibutuhkan sebesar 255 triliun rupiah.
Program tersebut dicanangkan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Untuk program-program jangka pendek akan dilaksanakan mulai dari 2019-2020. Program jangka menengah akan diimplementasikan mulai dari 2022-2025, sedangkan untuk program jangka panjang akan mulai dilakukan dari 2025-2030.
Pertanyaan selanjutnya adalah, untuk membikin program-program itu memang dananya dari mana? Menurut paparan Kementerian PPN/Bappenas, program tersebut akan dibiayai dengan berbagai sumber dana dengan porsi paling besar dari APBN dan APBD.
Alokasi anggaran dari APBN mencapai 38% berarti sekitar 217 triliun akan digelontorkan untuk Jakarta, sedangkan dari APBD akan menyerap kurang lebih 183 triliun rupiah.
Apakah Jakarta benar-benar bisa jadi New York-nya Indonesia? Kita tunggu saja...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(Tirta Citradi/aji) Next Article Pindah Ibu Kota Rp 466 T, Duitnya Dari Mana Bu Sri Mulyani?
Jakarta akan tetap menjadi kota metropolitan dan pusat bisnis di Indonesia. Jakarta digadang-gadang bakal jadi New York-nya Indonesia. Untuk bisa menjelma menjadi sentra bisnis seperti New York, Jakarta membutuhkan setidaknya Rp 571 triliun untuk berbenah hingga 2030 nanti.
Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia memang menghadapi berbagai masalah yang pelik dan kompleks. Seperti kita tahu bersama, Jakarta memang identik dengan macet, polusi, dan banjir. Memang begitulah kenyataannya kota yang jadi hunian lebih dari 10 juta orang ini.
Dengan segala kompleksitas masalahnya, pemerintah berencana terus membenahi Jakarta. Fokus pembenahan akan menyasar ke empat titik yaitu transportasi publik, pelayanan air bersih, penanggulangan banjir, dan penyediaan perumahan rakyat.
Mengutip laporan Kementerian PPN/Bappenas, fokus pengembangan transportasi publik adalah pembangunan jalur kereta MRT menjadi 223 km dari sebelumnya hanya 16 km, pembangunan jalur kereta LRT menjadi 16 km dari sebelumnya hanya 5,8 km, perluasan jaringan Transjakarta menjadi 2.149 km, peningkatan rel kereta dalam kota sepanjang 27 km, serta peremajaan 20 ribu unit angkutan umum. Untuk merealisasikan program tersebut, kocek yang harus dirogoh sebesar Rp 315 triliun atau sekitar 55,2% dari total yang dianggarkan.
Di bidang pengelolaan air dan penyediaan perumahan rakyat, program yang dicanangkan antara lain pembangunan saluran air bersih untuk 100% warga Jakarta, pengelolaan air limbah melalui peningkatan cakupan jaringan air limbah hingga 81%, penanggulangan banjir melalui pembangunan 28 waduk/embung/situ, tanggul laut 3.338 meter serta naturalisasi dan normalisasi di 13 sungai, hingga menyediakan pemukiman sampai 600.000 unit. Untuk program ini, anggaran yang dibutuhkan sebesar 255 triliun rupiah.
Program tersebut dicanangkan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Untuk program-program jangka pendek akan dilaksanakan mulai dari 2019-2020. Program jangka menengah akan diimplementasikan mulai dari 2022-2025, sedangkan untuk program jangka panjang akan mulai dilakukan dari 2025-2030.
Pertanyaan selanjutnya adalah, untuk membikin program-program itu memang dananya dari mana? Menurut paparan Kementerian PPN/Bappenas, program tersebut akan dibiayai dengan berbagai sumber dana dengan porsi paling besar dari APBN dan APBD.
Alokasi anggaran dari APBN mencapai 38% berarti sekitar 217 triliun akan digelontorkan untuk Jakarta, sedangkan dari APBD akan menyerap kurang lebih 183 triliun rupiah.
Apakah Jakarta benar-benar bisa jadi New York-nya Indonesia? Kita tunggu saja...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(Tirta Citradi/aji) Next Article Pindah Ibu Kota Rp 466 T, Duitnya Dari Mana Bu Sri Mulyani?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular