
Internasional
Terima Kasih Babi, AS-China Makin Mesra
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
19 September 2019 09:14

Namun ketika Donald Trump berkuasa di AS harapan itu sempat pupus. Pasalnya daging babi yang awalnya dikenai tarif sangat minim, di bawah 12% malah melonjak menjadi 72% akibat perang dagang kedua negara.
Beijing yang marah karena barangnya dikenai bea masuk oleh Trump, membalas dengan kenaikan tarif produk pertanian AS, termasuk babi. Di 2018, China merupakan pasar ekspor terbesar ketiga untuk daging babi AS, disusul Jepang dan Meksiko.
Kini, China yang bergulat dengan kenaikan hatga daging babi, terpaksa membuka keran impor sebanyak-banyaknya untuk menurunkan kecemasan pasar domestiknya. Pintu impor dibuka dari sejumlah negara sepeti Brasil dan Denmark, bahkan cadangan babi akan dilelang untuk meredam jeritan warga.
Dalam tulisannya, media lokal yang berbasis di Hong Kong, South China Morning Post mengatakan China kekurangan pasokan babi hingga 10 juta metrik ton. Sementara cadangan babi di negara itu hanya 990 ribu metrik ton.
Harapan akan penyelesaian masalah babi datang ketika AS mengatakan akan menunda kenaikan tarif di 1 Oktober. Kebijakan AS ini disambut China dengan pembebasan tarif tambahan barang pertanian AS, termasuk babi di dalamnya.
"China memiliki pasar yang sangat besar dan ada potensi besar untuk barang-barang pertanian AS yang berkualitas tinggi (termasuk babi," ujar media setempat Xinhua.
"China berharap Amerika Serikat akan setia pada kata-katanya, membuat kemajuan dalam komitmennya dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kerja sama pertanian bilateral,".
Delegasi China, kini tengah berada di Washington untuk membahas persoalan perdagangan kedua negara. Oktober nanti, para Menteri akan bertemu untuk memulai kesepakatan baru. Karena babi, untuk saat ini, AS dan China semakin mesra.
(sef/sef)
Beijing yang marah karena barangnya dikenai bea masuk oleh Trump, membalas dengan kenaikan tarif produk pertanian AS, termasuk babi. Di 2018, China merupakan pasar ekspor terbesar ketiga untuk daging babi AS, disusul Jepang dan Meksiko.
Kini, China yang bergulat dengan kenaikan hatga daging babi, terpaksa membuka keran impor sebanyak-banyaknya untuk menurunkan kecemasan pasar domestiknya. Pintu impor dibuka dari sejumlah negara sepeti Brasil dan Denmark, bahkan cadangan babi akan dilelang untuk meredam jeritan warga.
Harapan akan penyelesaian masalah babi datang ketika AS mengatakan akan menunda kenaikan tarif di 1 Oktober. Kebijakan AS ini disambut China dengan pembebasan tarif tambahan barang pertanian AS, termasuk babi di dalamnya.
"China memiliki pasar yang sangat besar dan ada potensi besar untuk barang-barang pertanian AS yang berkualitas tinggi (termasuk babi," ujar media setempat Xinhua.
"China berharap Amerika Serikat akan setia pada kata-katanya, membuat kemajuan dalam komitmennya dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kerja sama pertanian bilateral,".
Delegasi China, kini tengah berada di Washington untuk membahas persoalan perdagangan kedua negara. Oktober nanti, para Menteri akan bertemu untuk memulai kesepakatan baru. Karena babi, untuk saat ini, AS dan China semakin mesra.
(sef/sef)
Pages
Most Popular