Sri Mulyani Was-was: Dari Resesi Hingga Harga Minyak

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 September 2019 10:28
Dalam beberapa kesempatan saat menjadi pembicara, Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap membicarakan perihal resesi ekonomi.
Foto: Lantik Pejabat Eselon III, Sri Mulyani Ingatkan Resesi (17/09/19) (CNBC Indonesia/Cantika Adinda Putri)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa kesempatan saat menjadi pembicara, Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap membicarakan perihal resesi ekonomi.

Tidak hanya itu, dia juga meyakinkan kepada masyarakat bahwa, pemerintah bersama otoritas terkait selalu mengawasi pergerakan harga komoditas, terutama minyak dunia.

Sri Mulyani mengakui permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi di dalam negeri saat ini bukan hanya soal resesi. Indonesia, juga seluruh dunia sedang dibayangi oleh ketidakpastian.

"Resesi di berbagai dunia telah menekan ekonomi kita, kinerja ekspor kita dan menekan harga komoditas yang merupakan sektor penting bagi ekonomi," ujar Sri Mulyani di Gedung Dhanapala saat memberikan sambutan pelantikan pejabat Eselon III Kemenkeu, Selasa (17/9/2019).

Dalam rangka mengantisipasi adanya resesi ekonomi di Indonesia, dia mengklaim bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam mengawasi kebijakan makroprudensial.

Sri Mulyani juga mengklaim, pemerintah bersama otoritas terkait selalu menggunakan setiap rupiah untuk hal-hal yang bersifatnya fundamental.

Sri Mulyani merinci, ketidakpastian yang sedang membayangi seluruh dunia, di antaranya adalah perang dagang dan proteksionisme, Brexit, fluktuasi harga komoditas, modernisasi pertumbuhan China. Serta keamanan, geopolitik, dan perubahan iklim.

Apalagi kejadian baru-baru ini, di mana ada 10 drone menyerang salah satu ladang minyak terbesar di Arab Saudi, yang mana erangan itu disebut-sebut memangkas 50% dari total produksi minyak di Arab Saudi. Sudah tentu, hal itu, kata Sri Mulyani akan mempengaruhi harga minyak di dunia, termasuk di Indonesia.

Oleh karenanya, dia mengakui bahwa pemerintah akan lebih memperhatikan dampak jangka menengah dan jangka panjang perihal dinamika stabilitas keamanan dan politik di Timur Tengah.

"Kalau sekarang sudah ada di dalam. Jadi sekarang kita mungkin lebih harus memperhatikan dinamika jangka menengah-nya. Karena ini mempengaruhi apa yang disebut konstelasi politik dan keamanan di Timur Tengah," tuturnya.

Selain itu, pemerintah kata dia juga akan melihat reaksi dari negara-negara perkasa seperti Saudi Arabia, Amerika Serikat, Iran, dan negara-negara lainnya.

"Yang tidak hanya akan punya sentimen tapi betul-betul konstelasi politik dan keamanan. jadi itu yang akan menjadi fokus kita," ungkapnya.
(dru) Next Article Bangga! Sri Mulyani Bawa Pulang Penghargaan Internasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular