China Sedang Pusing dengan Babi, RI Masih Aman

Redaksi, CNBC Indonesia
18 September 2019 07:23
China sedang dilanda masalah pasokan dan harga daging babi.
Foto: REUTERS/Dominique Patton
Jakarta, CNBC Indonesia - China sedang dipusingkan dengan pasokan dan harga daging babi. Wabah flu babi Afrika menjadi momok serius bagi Negeri Tirai Bambu. Penyakit ini harus diatasi dengan pembantaian besar-besaran babi di China, hingga berdampak pada pasokan dan harga yang melonjak hingga ke inflasi.

Kondisi ini berlawanan dengan di Indonesia, pasokan masih sangat aman dan harga daging babi yang stabil.

Namun, harga daging babi di China relatif masih lebih murah dibanding harga daging babi di Indonesia. Meski China saat ini sedang darurat daging babi.



Harga daging babi di Indonesia misalnya di DKI Jakarta, bersumber dari Pusat Informasi Pangan Jakarta, untuk harga rata-rata Jakarta per 16 September 2019, di Pasar Kramat Jati mencapai Rp80 ribu per kg, di Pasar Kelapa Gading Rp85 ribu per kg. Di Pasar Perumnas Klender harganya memang sedikit miring hanya Rp75 ribu per kg.

Di China, seperti dikutip Reuters misalnya, harga daging babi di Kota Nanning per akhir Agustus sempat mencapai Rp78.800 per kg.

Sedangkan mengutip Quartz, harga daging babi di China rata-rata sekitar 30 sampai 33 yuan per kg atau Rp 59.000-65.000 per kg.

Padahal per Februari 2019, harga daging babi di China mencapai 18 yuan atau Rp 35 ribu per kg. Lonjakan harga babi ini sudah terjadi 17 bulan terakhir dan mempengaruhi inflasi negara tersebut.



China menargetkan urusan harga daging babi ini akan kelar sebelum ulang tahun negara itu Oktober nanti. Kelangkaan pasokan babi terjadi akibat wabah flu babi afrika, yang sempat membuat pemusnahan babi di sejumlah peternakan China.

Warga China merupakan salah satu pengkonsumsi babi utama di dunia dengan persentase hingga 28%. Selain memberi stimulus hingga US$ 700.000, China juga berencana mengimpor babi dari Denmark dan Brasil.

Impor daging babi China 2019 diramal meningkat dua kali lipat dari tahun lalu menjadi 2 juta ton. Pasalnya, flu babi yang berasal dari Afrika bakal memukul produksi babi di China.

Sedangkan bila dibandingkan dengan Indonesia, pasokan babi bukan jadi persoalan. Selain bukan kebutuhan utama mayoritas populasi penduduk, produksi dan populasi babi di Indonesia jauh melampaui kebutuhan. 


(hoi/hoi) Next Article Beda dengan China, RI Swasembada Daging Babi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular