
Internasional
Bukan Cuma China, Babi Juga Bikin "Pusing" Jepang
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
16 September 2019 14:34

Jakarta, CNBC Indonesia- Bukan hanya China, Jepang juga dibuat pusing oleh babi. Bahkan, pemerintah Jepang memusnahkan 753 babi di Perfektur Saitama, sebelah utara Tokyo.
Hal ini dilakukan setelah babi-babi di peternakan tersebut terindikasi terkena wabah demam babi Afrika. Meski tidak berbahaya bagi manusia, demam babi Afrika ini menyebabkan demam hemoragik dan mematikan bagi babi peliharaan maupun babi hutan.
Pemusnahan ini dimuat di surat kabar lokal Yomiuri. Meski demikian, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah terkait pemusnahan babi-babi tersebut.
Pemerintah Jepang mengkonfirmasi negaranya terkena serangan demam babi Afrika sejak 2018 lalu. Pertama kali, wabah penyakit ini ditemukan di Perfektur Gifu di pusat Jepang.
"Demam yang terdeteksi di Jepang adalah jenis yang berbeda dari demam babi Afrika yang mematikan yang telah diperangi China," tulis Reuters mengutip Kementerian Pertanian Jepang sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, Senin (16/9/2019).
Penyakit yang ditemukan di Gifu juga dikenal sebagai babi kolera. Sampai saat ini belum ada vaksin yang bisa mengobati penyakit ini.
Jepang merupakan produsen babi terbesar ke-10 di dunia. Negara ini mengekspor babi hingga 12 juta yen (US$ 111 juta) produk babi setiap tahun.
Sebelumnya, harga babi di China naik hingga 46% akibat demam babi Afrika. China dan Jepang merupakan konsumen terbesar babi di dunia.
(sef/sef) Next Article China Dibuat Pusing oleh Babi, Harga Meroket Lalu Drop Parah
Hal ini dilakukan setelah babi-babi di peternakan tersebut terindikasi terkena wabah demam babi Afrika. Meski tidak berbahaya bagi manusia, demam babi Afrika ini menyebabkan demam hemoragik dan mematikan bagi babi peliharaan maupun babi hutan.
Pemusnahan ini dimuat di surat kabar lokal Yomiuri. Meski demikian, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah terkait pemusnahan babi-babi tersebut.
Pemerintah Jepang mengkonfirmasi negaranya terkena serangan demam babi Afrika sejak 2018 lalu. Pertama kali, wabah penyakit ini ditemukan di Perfektur Gifu di pusat Jepang.
"Demam yang terdeteksi di Jepang adalah jenis yang berbeda dari demam babi Afrika yang mematikan yang telah diperangi China," tulis Reuters mengutip Kementerian Pertanian Jepang sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, Senin (16/9/2019).
Penyakit yang ditemukan di Gifu juga dikenal sebagai babi kolera. Sampai saat ini belum ada vaksin yang bisa mengobati penyakit ini.
Jepang merupakan produsen babi terbesar ke-10 di dunia. Negara ini mengekspor babi hingga 12 juta yen (US$ 111 juta) produk babi setiap tahun.
Sebelumnya, harga babi di China naik hingga 46% akibat demam babi Afrika. China dan Jepang merupakan konsumen terbesar babi di dunia.
(sef/sef) Next Article China Dibuat Pusing oleh Babi, Harga Meroket Lalu Drop Parah
Most Popular