Tahun Lalu Tanpa Asap, Bos BNPB: Hari ini Riau Penuh Asap
Redaksi, CNBC Indonesia
15 September 2019 16:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta para kepala daerah di Provinsi Riau untuk serius menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kabut asap.
"Saya tidak ingin hanya slogan-slogan. Dulu saya senang dengan pernyataan Riau tanpa asap. Tapi apa, hari ini Riau penuh asap," ujar Doni dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau bersama Gubernur Riau, Kapolda Riau, Kepala BPBD, hingga walikota dan bupati se-Provinsi Riau, Sabtu (14/9/2019), seperti dilansir dari CNN Indonesia pada Minggu (15/9/2019).
Doni juga menganggap asap akibat karhutla adalah pembunuh yang tidak dapat diketahui secara langsung. Mengabaikan asap karhutla, lanjut dia, sama saja menjadi pembunuh potensial.
Oleh karena itu, Doni meminta semua elemen masyarakat turut berperan untuk menanggulangi bahaya asap karhutla. Sinergi harus terus dilakukan, dari pencegahan hingga penanggulangan.
"Boleh jadi nanti kalau Anda sekalian bisa (menanggulangi karhutla) maka semuanya bisa jadi pahlawan kemanusiaan. Jika tidak bisa, kita adalah pembunuh potensial," kata Doni.
Kualitas udara di wilayah Riau masih belum membaik sepenuhnya akibat asap pekat kebakaran hutan dan lahan. Jarak pandang yang terganggu dan kualitas udara yang buruk masih menyelimuti wilayah Riau.
Merujuk data BNPB per Sabtu (14/9/2019), indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113.
Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0 - 50), sedang (51 - 100), tidak sehat (101 - 199), sangat tidak sehat (200 - 299), dan berbahaya (lebih dari 300). Dengan demikian, kualitas udara di Riau masih tergolong tidak sehat hingga sangat tidak sehat.
(miq/miq) Next Article Jenazah Sutopo Telah Dimakamkan di TPU Sonolayu Boyolali
"Saya tidak ingin hanya slogan-slogan. Dulu saya senang dengan pernyataan Riau tanpa asap. Tapi apa, hari ini Riau penuh asap," ujar Doni dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau bersama Gubernur Riau, Kapolda Riau, Kepala BPBD, hingga walikota dan bupati se-Provinsi Riau, Sabtu (14/9/2019), seperti dilansir dari CNN Indonesia pada Minggu (15/9/2019).
Doni juga menganggap asap akibat karhutla adalah pembunuh yang tidak dapat diketahui secara langsung. Mengabaikan asap karhutla, lanjut dia, sama saja menjadi pembunuh potensial.
"Boleh jadi nanti kalau Anda sekalian bisa (menanggulangi karhutla) maka semuanya bisa jadi pahlawan kemanusiaan. Jika tidak bisa, kita adalah pembunuh potensial," kata Doni.
Kualitas udara di wilayah Riau masih belum membaik sepenuhnya akibat asap pekat kebakaran hutan dan lahan. Jarak pandang yang terganggu dan kualitas udara yang buruk masih menyelimuti wilayah Riau.
Merujuk data BNPB per Sabtu (14/9/2019), indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113.
Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0 - 50), sedang (51 - 100), tidak sehat (101 - 199), sangat tidak sehat (200 - 299), dan berbahaya (lebih dari 300). Dengan demikian, kualitas udara di Riau masih tergolong tidak sehat hingga sangat tidak sehat.
(miq/miq) Next Article Jenazah Sutopo Telah Dimakamkan di TPU Sonolayu Boyolali
Most Popular