Jokowi Dapat Saran (Lagi) dari Bank Dunia, Apa Lagi?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 September 2019 15:46
Bank Dunia (The World Bank) seakan tak pernah bosan mengingatkan pemerintah Indonesia dalam menghadapi perubahan eskalasi perekonomian
Foto: Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Barat. (BPMI Setpres/Kris)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (The World Bank) seakan tak pernah bosan mengingatkan pemerintah Indonesia dalam menghadapi perubahan eskalasi perekonomian dunia yang dipenuhi berbagai ketidakpastian.

Kali ini, Bank Dunia meminta Indonesia melakukan diversifikasi produk ekspor potensial yang bisa menembus pasar luar negeri baru, di tengah tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Demikian dikemukakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka rapat terbatas dengan topik peningkatan ekspor permebelan, rotan dan kayu di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

"Saya juga mendapatkan informasi yang sangat detil dari World Bank, sekarang ini mebel produk kayu dan rotan itu adalah kesempatan besar untuk masuk ke pasar, terutama yang berkaitan dengan perang dagang," kata Jokowi, Selasa (10/9/2019).

Jokowi menginginkan ada langkah konkret yang bisa diberikan para menteri untuk membantu peningkatan ekspor mebel, kayu dan rotan, baik itu dalam bentuk insentif maupun berbagai fasilitas pendukung.

"Kita ingin ada tindakan konkret, ada policy dari kementerian yang memberikan dukungan, sehingga apa yang diinginkan oleh para pengusaha utamanya di dunia mebel dan rotan nanti betul-betul bisa kita realisasikan," jelasnya.

"Sekali lagi ini berangkat dari informasi yang saya terima dan saya kira kesempatan itu sangat besar sekali dari pasar yang dulunya diisi oleh Tiongkok, kemudian ditinggalkan karena perang dagang, inilah yang jadi kesempatan kita,"

Sebagai informasi, ini bukanlah kali pertama Bank Dunia memberikan rekomendasi khusus kepada pemerintah Indonesia dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia.

Sebelumnya, Bank Dunia pernah meminta pemerintahan Jokowi untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) agar Indonesia tidak terlalu rentan terkena gejolak ekonomi global.




(dru) Next Article Jokowi Genjot Devisa Ekspor Rp 23 T dari Tisu Sampai Furnitur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular