
Top! Uni Emirat Arab Era 1960-an Naik Unta, Kini Kaya Raya

Namun UEA tidak ingin bergantung kepada si emas hitam. Diversifikasi ekonomi dilakukan, dan menyangkut sektor pariwisata, jasa keuangan, infrastruktur, dan properti.
UEA mulai mendiversifikasi ekonominya dengan mencari pendapatan lain melalui sektor pariwisata, pembangunan infrastruktur yang masif dan hotel-hotel termegah di dunia telah menarik wisatawan berdompet tebal untuk singgah di negeri tersebut mencicipi setiap detil kemegahan yang ditawarkan.
Dilansir dari situs resmi pemerintah UEA, total kontribusi sektor pariwisata adalah US$ 43,3 miliar atau setara dengan 12,1% terhadap total PDB. Angka ini diperkirakan naik 4,9% per tahun.
Berdasarkan data pemerintah UEA, pada 2016 lebih dari 4,4 juta pelancong menginap di hotel-hotel Abu Dhabi. Jumlah tersebut meningkat 8% dibanding tahun sebelumnya. Sementara di Abu Dhabi, kunjungan turis mencapai 14,9 juta kunjungan atau tumbuh 5%.
Dari sektor keuangan, pembangunan pusat keuangan negara Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan pada 2004 terbilang suatu gebrakan. Pasalnya, pembangunan Dubai International Financial Center (DIFC) membolehkan kepemilikan asing mencapai 55,5% bebas pajak dan pembebasan hak milih tanah dan bangunan.
DIFC menawarkan efisiensi pajak melalui garansi pembebasan pajak pendapatan dan laba korporasi selama 40 tahun.
Di bidang infrastruktur yang juga tak kalah mencengangkan adalah, Dubai sebagai kota terbesar di UEA menawarkan internet gratis dan 100% kepemilikan tanpa pajak untuk perusahaan informasi dan teknologi serta media untuk membangun pabrik. Hasilnya banyak sekali perusahaan yang merelokasi pabriknya ke Dubai.
Liberalisasi pasar properti di UEA menyebabkan UEA menjadi melting pots berbagai etnis dan kultur yang ada di dunia serta diikuti dengan pesatnya pembangunan real estate. Tak mengherankan, sebagai negara yang jadi sumber minyak dunia dan didukung dengan transformasi ekonomi yang efektif kini UEA menjadi negara terkaya nomor tujuh.
(TIM RISET CNBC)