Dua Bulan Usai PoD Diteken, Apa Kabar Proyek Masela?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 September 2019 19:54
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengerjaan proyek Lapangan Abadi Blok Masela kini bukan lagi sekedar wacana. Dengan disetujuinya revisi rencana pengembangan (POD), maka proyek pun bisa melangkah lebih lanjut.
Kini, sudah selang dua bulan sejak POD disetujui, bagaimana jalannya proyek ini?
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman menuturkan, saat ini pihak Inpex t
"Masela kan sekarang cari partner, banyak yang minat. Kalau dari kita itu kan potensi buyernya ada Pertamina, PGN, PLN, dari luar ada Korea, ada dari Jepang juga. OK lah," kata Fatar saat dijumpai di gelaran Konvensi IPA, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Memang, sebelumnya, CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda menuturkan, kendati baru memulai proyek, ia menilai gas alam cair/LNG yang dihasilkan di Lapangan Abadi Blok Masela memiliki banyak pembeli potensial.
"Kami yakin, karena lokasinya di Indonesia dan tujuan dikerjakannya proyek ini adalah untuk memenuhi kebutuhan gas di masa depan," ujar Takayuki dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, pihaknya terbuka untuk bernegosiasi dengan industri di Indonesia apabila ingin membeli gas dari Lapangan Abadi Masela. Bahkan, tambahnya, tidak hanya pembeli domestik saja, mungkin dari Jepang dan wilayah atau negara-negara lainnya di Asia, seperti China dan Taiwan bisa menjadi pembeli potensial.
"Kami akan senang untuk bernegosiasi," katanya.
Tidak hanya pihak asing saja yang berminat untuk membeli gas di blok Masela, tetapi juga perusahaan dalam negeri, seperti PGN.
Perusahaan gas miliki negara ini menilai produksi gas dari Blok Masela merupakan sumber potensial untuk menambah pasokan gas bumi agar dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Adapun, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan, saat ini juga tengah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar proyek dan akan dilanjutkan dengan survei untk menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
"Awal Agustus kemarin saya tahu kalau tim Inpex sudah datang ke lapangan untuk ketemu dengan Pemda, tokoh masyarakat, serta berbagai stakeholders lain untuk sosialisasi," tutup Dwi.
(gus/gus) Next Article Proyek Gas Masela Rp 288 T, SKK Migas Minta Bantuan KPK
Kini, sudah selang dua bulan sejak POD disetujui, bagaimana jalannya proyek ini?
"Masela kan sekarang cari partner, banyak yang minat. Kalau dari kita itu kan potensi buyernya ada Pertamina, PGN, PLN, dari luar ada Korea, ada dari Jepang juga. OK lah," kata Fatar saat dijumpai di gelaran Konvensi IPA, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Memang, sebelumnya, CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda menuturkan, kendati baru memulai proyek, ia menilai gas alam cair/LNG yang dihasilkan di Lapangan Abadi Blok Masela memiliki banyak pembeli potensial.
"Kami yakin, karena lokasinya di Indonesia dan tujuan dikerjakannya proyek ini adalah untuk memenuhi kebutuhan gas di masa depan," ujar Takayuki dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, pihaknya terbuka untuk bernegosiasi dengan industri di Indonesia apabila ingin membeli gas dari Lapangan Abadi Masela. Bahkan, tambahnya, tidak hanya pembeli domestik saja, mungkin dari Jepang dan wilayah atau negara-negara lainnya di Asia, seperti China dan Taiwan bisa menjadi pembeli potensial.
"Kami akan senang untuk bernegosiasi," katanya.
Tidak hanya pihak asing saja yang berminat untuk membeli gas di blok Masela, tetapi juga perusahaan dalam negeri, seperti PGN.
Perusahaan gas miliki negara ini menilai produksi gas dari Blok Masela merupakan sumber potensial untuk menambah pasokan gas bumi agar dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Adapun, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan, saat ini juga tengah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar proyek dan akan dilanjutkan dengan survei untk menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
"Awal Agustus kemarin saya tahu kalau tim Inpex sudah datang ke lapangan untuk ketemu dengan Pemda, tokoh masyarakat, serta berbagai stakeholders lain untuk sosialisasi," tutup Dwi.
 Foto: Infografis/Mangkrak 20 Tahun, Ini Blok Masela Senilai Rp 288 T /Arie Pratama |
(gus/gus) Next Article Proyek Gas Masela Rp 288 T, SKK Migas Minta Bantuan KPK
Most Popular