Sam Goi, Si Putus Sekolah yang Jadi Orang Terkaya Singapura

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
31 August 2019 18:29
Pemilik
Foto: Sam Goi (Forbes.com)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilik "Popiah King" Singapura, Sam Goi, pada usianya yang ke 70 tahun masih ingin memperluas bisnis makanan dan propertinya.

Setelah sukses membangun kerjaaan dan menimbun kekayaanya hingga US$ 2 miliar, ia terus berinovasi dengan membuat crepes setipis kertas yang biasa digunakan untuk membungkus lumpia, yang dikenal dengan nama popiah dan itu mulai berkembang.

Ia pun terus berinovasi melalui bisnis pengganti daging dan makanan khusus diet. Bahkan ia berperan sebagai investor penolong untuk startup makanan, seperti yang ia mulai pada 1977 melalui Tee Yih Jia Food.


Sam Goi paham betul soal membangun merek. Tee Yih Jia (TYJ) yang ia kelola secara pribadi, telah mengekspor bahan-bahan makanan Asia seperti lumpia, nasi ketan, dan samosa ke lebih dari 80 negara.

Sebagaimana dilansir Forbes, Sam Goi pertama menginjak Singapura pada 1955, ketik dia berusia 6 tahun setelah keluarganya meninggalkan provinsi Fujian di China. Sam Goi putus sekolah, tetapi menggunakan pelatihannya untuk mendapatkan pijakan di industri makanan.

Dengan S $ 450.000 (yang dipinjam dari bank dan ayahnya, ia membeli sebuah perusahaan makanan yang berkinerja buruk dan merombaknya. Ia meningkatkan produksi dari 3,200 kulit popiah menjadi 25.000.

Pada 1980, ia membawa teknisi untuk merancang sistem otomatis pertama di dunia untuk membuat kue lumpia dengan produksi 30 juta/hari. Sam Goi kembali ke kampung halamannya di Fujian pada 1985 dan membangun pabrik China pertamanya di sana, kemudian menambahkan fasilitas makanan beku, tempat pembuatan bir dan pabrik cuka di bagian lain China.


TYJ juga memiliki anak perusahaan di Yangzhou yang fokus pada pengembangan properti perumahan dan komersial di sekitar provinsi Jiangsu. Tetapi rencana Sam Goi untuk TYJ lebih terkait dengan makanan.

Anak perempuan Sam Goi, Laureen, yang menjalankan TYJ Food Manufacturing, telah membangun pabrik makanan mutakhir hampir empat kali lebih besar dari yang ada sekarang di Singapura, dengan yang terbaru dalam otomatisasi, termasuk kendaraan tanpa pengemudi.

Fasilitas baru ini juga akan memiliki laboratorium yang mengembangkan produk-produk baru, dan TYJ bahkan dapat berinvestasi dan menginkubasi usaha makanan yang menjanjikan, meneruskan warisan Sam Goi sebagai inovator bahan makanan.


(sef/sef) Next Article Konglomerat dan Klub Sepak Bola

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular