Sri Mulyani, Resesi Singapura, dan Ekonomi RI yang Tumbuh 5%

Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
28 August 2019 09:46
Kenapa Indonesia?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kala Rapat di DPR
Menteri yang pada 26 Agustus 2019 kemarin merayakan ulang tahun ke-57 ini mengatakan, tidak banyak pilihan negara yang bisa menjadi tempat investasi dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian saat ini.

"Situasi dalam negeri Indonesia saat ini dalam posisi yang favourable (baik). Indonesia kondisi politiknya stabil karena pemilu kemarin diselesaikan secara aman," ujar Sri Mulyani.


Kemudian, lanjutnya, pengambilan kebijakan ekonomi khususnya moneter di Indonesia relatif berjalan lancar tanpa adanya pertentangan yang tajam. Dia mencontohkan bagaimana di AS Presiden Donald Trump secara terang-terangan mengkritik bank sentralnya, Federal Reserve (The Fed), agar menurunkan bunga acuannya.

Demikian juga di Turki dan India, di mana presidennya juga terang-terangan menyerang bank sentralnya soal kebijakan suku bunga acuan.

"Di Indonesia, bahkan sejak pertengahan 2018 hingga menjelang pemilu, Bank Indonesia menaikkan bunga acuan sekitar 6 kali. Presiden Jokowi tidak campur tangan sama sekali. Jadi kita (Indonesia) adalah sedikit dari negara yang proses pembuatan kebijakannya respectable," kata Sri Mulyani.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah dengan tegas tanpa ditutup-tutupi mengungkapkan arahannya soal pembenahan birokrasi dan percepatan perizinan agar investasi bisa masuk ke Indonesia. "Kebijakan soal investasi menjadi penting dalam kondisi saat ini," kata Sri Mulyani.

Mendorong investasi memang seringkali diungkapkan Sri Mulyani. Pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) masih di angka 5%. Dia pernah mengungkapkan, pemerintah perlu bekerja keras agar dana asing yang masuk di Indonesia bisa bertahan dalam bentuk investasi di sektor riil.

Pada semester satu hingga kuartal III-2018 yang lalu, PMTB bisa tumbuh mendekati 8% dan menurun di angka 6,01% di akhir 2018. Angka pertumbuhannya terus turun menjadi hanya 5% di semester I-2019. Sri Mulyani menyatakan kondisi ini harus diwaspadai.

(wed/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular