Semester I-2019, Pertamina Kucurkan Investasi Rp 23,8 T

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 August 2019 19:11
Pertamina sebut kucurkan investasi Rp 23,8 triliun selama semester I-2019
Foto: PT Pertamina (Persero) membukukan laba sebesar US$ 660 juta atau sebesar Rp 9,4 triliun pada paruh pertama tahun ini. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianti))
Jakarta, CNBC Indonesia - Sampai dengan semester I 2019, PT Pertamina (Persero) mencatatkan realisasi investasi sebesar 40% dari besaran yang dianggarkan tahun ini yang sebesar US$ 4,2 miliar, atau sebesar US$ 1,68 miliar yakni setara Rp 23,8 triliun.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Mansury menuturkan, sampai akhir tahun perusahaan mengestimasikan serapan investasinya bisa mencapai US$ 4,3 miliar.



"Sampai akhir tahun, kami estimasikan (serapannya) di US$ 4,3 miliar," tutur Pahala saat dijumpai di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Lebih lanjut, Pahala mengatakan, ke depannya, investasi perusahaan akan terus meningkat. Oleh karena itu, perusahaan telah menerbitkan surat utang global (global bond) sebesar US$ 1,5 miliar di awal bulan ini.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perusahaan kembali menerbitkan obligasi global atau global bond senilai US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$).

Menurut Pahala, global bond tersebut diterbitkan untuk mengantisipasi kebutuhan peningkatan belanja modal atau capex (capital expenditure) yang tahun ini bisa mencapai US$ 4,5 miliar, bahkan di tahun depan mendekati US$ 9 miliar.
 
Sebabnya, perusahaan telah merencanakan peningkatan Kilang Balikpapan akan memasuki tahap konstruksi pada semester pertama 2020, dan mulai melakukan persiapan sejak tahun ini. Sehingga, global bond yang telah diterbitkan, baru akan digunakan pihaknya dari akhir tahun ini hingga tahun depan.
 
Sejauh ini, pihaknya telah menunjuk kontraktor paket rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) Proyek Kilang Balikpapan. Perusahaan juga telah membangun sejumlah prasarana yang dibutuhkan. 

"Jadi kami optimistis RDMP Balikpapan sesuai jadwal bisa diselesaikan di pertengahan 2023," ujar Pahala.
 
Adapun, untuk proyek kilang lainnya, yakni Kilang Tuban yang dikerjakan bersama Rosneft Oil Company, disebutnya juga cukup bagus perkembangannya. Proyek ini sudah masuk tahap persetujuan untuk lakukan tahap berikutnya, yakni pengembangan basic engineering design dan general engineering design.

"Ke depannya, kami akan lihat apakah akan menerbitkan obligasi lagi atau tidak. Sebab, sampai saat ini, paling tidak sampai kuartal I 2020 kami punya cashflow yang baik, jadi untuk proyek kilang diupayakan pakai project financing," jelasnya.

Dari segi pendapatan, sampai akhir tahun pendapatan perusahaan mengalami kenaikan 2% dari pendapatan tahun lalu yang sebesar US$ 57,9 miliar, atau menjadi US$ 59,09 miliar. Sampai dengan semester I 2019 ini, Pertamina membukukan pendapatan sebesar US$ 25,55 miliar, turun 3% dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 26,43 miliar. 

Terkait tumpahan minyak Proyek YY, Pahala mengungkapkan, pihaknya belum melihat akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perseroan. Pasalnya, Pertamina memiliki asuransi yang menanggung seluruh risiko dari proyek tersebut, baik dari sisi kerusakan anjungan dan sumur, hingga potensi tuntutan pihak ketiga.
 
"Kami masih estimasi terus bagaimana potensi kerugian dan terkait pihak ketiga lainnya. Tetapi sampai saat ini masih cukup aman karena tercover dengan asuransi," pungkas Pahala.




(gus) Next Article Kelola Blok Tua, Pertamina Cari Mitra

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular