Utang Indonesia Tak Lagi Jadi Sorotan, Kok Bisa?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
26 August 2019 16:55
Utang Indonesia selalu menjadi sorotan, namun sepertinya tidak untuk tahun ini dan tahun depan.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Indonesia selalu menjadi sorotan, namun sepertinya tidak untuk tahun ini dan tahun depan. Ekonom Senior UI sekaligus mantan Menteri Keuangan RI, Chatib Basri menegaskan jika utang dalam RAPBN 2020 tak lagi menjadi isu yang gawat.

"Bicara utang pemerintah, tidak lihat itu menjadi isu yang gawat. Bahwa pemerintah harus waspada itu iya. Akan tetapi kalau lihat rasio GDP, defisit dijaga, tak ada masalah," katanya saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (25/8/2019).

Senada dengan Chatib Basri, Chief Economist BTN, Winang Budoyo mengatakan utang pemerintah selama ini dalam kondisi bagus. Maksudnya, utang diarahkan dengan cara mencari risiko yang rendah. Yaitu dengan beberapa cara.


"Dicari yang bunga rendah dan panjang tenornya. Ini tidak membebani cash flow setiap tahun," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya pernah menyampaikan jika pembiayaan utang pada RAPBN tahun 2020 mencapai Rp 351,9 triliun. Jumlah pembiayaan utang tersebut turun jika dibandingkan perkiraan realisasi (outlook) APBN 2019 yang sebesar 373,9 triliun.

Pemerintah memastikan pengelolaan utang akan dilakukan secara hati-hati meski masih harus menutup defisit dengan utang. Jokowi mengatakan pemerintah akan mengelola fiskal secara konsisten dan hati-hati.

"Defisit anggaran dan rasio utang terhadap PDB tetap dikendalikan dalam batas aman, di bawah tingkat yang diatur dalam UU Keuangan Negara, sekaligus untuk mendorong keseimbangan primer menuju positif," kata Jokowi di Gedung DPR, Jumat (16/8/2019).


Upaya tersebut ditunjukkan dengan diturunkannya Defisit Anggaran dari 2,59% terhadap PDB pada 2015, menjadi sekitar 1,93% pada 2019 dan pada 2020 diturunkan lagi menjadi 1,76%. Defisit keseimbangan primer juga dipersempit dari Rp 142,5 triliun pada 2015, menjadi sekitar Rp 34,7 triliun pada 2019, dan diupayakan lebih rendah lagi menjadi Rp 12 triliun pada 2020," kata Jokowi.
Adapun dalam waktu dekat, pemerintah akan menerbitkan beberapa obligasi atau surat utang dengan berbagai macam jenis. Diantaranya adalah Savings Bond Ritel (SBR) 008 yang akan diluncurkan pada 5-18 September. Kemudian Obligasi Negara Ritel atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 016 pada 10-24 Oktober dan terakhir adalah Sukuk Tabungan (ST) 006 pada 6-20 November.

(dob/dob) Next Article Pemerintah Terbitkan Surat Utang hingga Rp 900 T Semester II

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular