
Ternyata, Ada China di Balik Getolnya Trump Beli Greenland
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
22 August 2019 16:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Trump tidak main-main dengan keinginannya membeli Greenland. Pengusaha yang kini menjadi Presiden Amerika serikat ini bahkan menunjukan kemarahanya ke Pemerintah Denmark setelah keinginaannya itu dianggap absurd.
Banyak yang menduga-duga, mengapa Trump ingin membeli wilayah semi otonom Denmark itu, mulai dari bisnis real estate hingga kaya sumber daya alam. Tapi, sebagian percaya, Trump ingin membeli Greenland karena China.
China, yang kini memang terjerat perang dagang dengan AS, sesungguhnya pernah menunjukan keinginannya untuk membangun apa yang mereka sebut "Polar Silk Road". Ini adalah bagian dari program Belt and road Initiative (BRI) yang mereka garap guna menghubungkan arus perdagangan antara China dan Eropa melalui Laut Artik.
China ingin mengembangkan perdagangannya melalui jalur pelayaran Atlantik Utara. China mengusulkan pembangunan bandara baru dan fasilitas penambangan di Greenland tahun 2018, namun akhirnya mengundurkan diri.
"Jika (China pada saat itu) memiliki investasi yang sangat signifikan di negara yang sangat penting secara strategi untuk banyak negara lain, ia akan memiliki pengaruh di sana," kata Direktur Polar Institute dari Wilson Center Michael Sfraga sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional, Kamis (22/8/2019).
"Jika kamu berinvestasi besar di negara kepulauan kecil, kamu bisa melakukan apapun di sana,".
Sebagaimana dimuat dalam laporan Pentagon awal tahun ini, Denmark secara jelas sudah melihat ketertarikan China kepada Greenland. Sejumlah penelitian dapat menguatkan ini bisa menguatkan posisi militer China di Samudera Arktik, seperti menempatkan kapal selam di wilayah ersebut guna mencegah serangan nuklir lawan.
Greenland merupakan wilayah menantang bagi Militer AS. Negara adi daya itu bahkan memiliki perjanjian dengan Greenland sejak Perang Dunia II untuk menempatkan aset-aset militer AS ke pulau itu.
Pangkalan udara Thule, sudah beroperasi sejak 1943 di Greenland. Pangkalan udara paling Utara milik AS ini, peringatan dini peluru balistik dan sistem pencarian satelit.
Trump bukan presiden pertama yang ingin membeli Greenland. Sebelumnya, Harry Truman juga sempat menuturkan keinginan serupa tahun 1946 dengan menawarkan US$ 100 juta dalam emas.
Seorang pengamat Eropa dari Center for strategic & International Studies Heather A. Conley mengatakan Greenland kaya akan nilai ekonomi. "Wilayah itu adalah rumah bagi tambang besi dan seng," katanya.
Sebelumnya, pada Rabu, Trump menyerang PM Denmark Mette Frederiksen dengan mengatakan tindakannya menolak tawaran pembelian Greenland sebagai hal yang menjijikan. "Saya berpikir bahwa pernyataan PM bahwa "itu mustahil" adalah "menjijikan," katanya pada sejumlah wartawan di Gedung Putih sebagaimana diberitakan CNN International.
"Saya pikir perkataannya sangatlah tidak sopan. Apa yang ia lakukan hanya mengatakan tidak dan kami tidak tertarik," ujarnya lagi. "Dia tidak bicara padaku. Dia berkata seperti itu ke Amerika Serikat. Kamu seharusnya tidak berkata seperti itu ke Amerika Serikat, setidaknya selama dibawah (kepemimpinan) saya,".
Selain di hadapan wartawan, Trump juga menuliskan amarahnya kepada PM Denmark melalui twitter. Ia menyinggung sumbangan Denmark yang kecil ke NATO.
"Sebagai catatan, Denmark hanya 1,35% dari PDB untuk pengeluaran NATO. Mereka adalah negara kaya dan seharusnya 2%. Kami melindungi Eropa, namun hanya 8 dari 28 negara NATO yang mencapai 2%. Amerika Serikat berada pada level jauh, jauh lebih tinggi dari itu," tulisnya.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/gus) Next Article Trump Ingin Beli Greenland, Denmark Bilang Mustahil
Banyak yang menduga-duga, mengapa Trump ingin membeli wilayah semi otonom Denmark itu, mulai dari bisnis real estate hingga kaya sumber daya alam. Tapi, sebagian percaya, Trump ingin membeli Greenland karena China.
![]() |
China ingin mengembangkan perdagangannya melalui jalur pelayaran Atlantik Utara. China mengusulkan pembangunan bandara baru dan fasilitas penambangan di Greenland tahun 2018, namun akhirnya mengundurkan diri.
"Jika (China pada saat itu) memiliki investasi yang sangat signifikan di negara yang sangat penting secara strategi untuk banyak negara lain, ia akan memiliki pengaruh di sana," kata Direktur Polar Institute dari Wilson Center Michael Sfraga sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional, Kamis (22/8/2019).
"Jika kamu berinvestasi besar di negara kepulauan kecil, kamu bisa melakukan apapun di sana,".
Sebagaimana dimuat dalam laporan Pentagon awal tahun ini, Denmark secara jelas sudah melihat ketertarikan China kepada Greenland. Sejumlah penelitian dapat menguatkan ini bisa menguatkan posisi militer China di Samudera Arktik, seperti menempatkan kapal selam di wilayah ersebut guna mencegah serangan nuklir lawan.
Greenland merupakan wilayah menantang bagi Militer AS. Negara adi daya itu bahkan memiliki perjanjian dengan Greenland sejak Perang Dunia II untuk menempatkan aset-aset militer AS ke pulau itu.
Pangkalan udara Thule, sudah beroperasi sejak 1943 di Greenland. Pangkalan udara paling Utara milik AS ini, peringatan dini peluru balistik dan sistem pencarian satelit.
Trump bukan presiden pertama yang ingin membeli Greenland. Sebelumnya, Harry Truman juga sempat menuturkan keinginan serupa tahun 1946 dengan menawarkan US$ 100 juta dalam emas.
Seorang pengamat Eropa dari Center for strategic & International Studies Heather A. Conley mengatakan Greenland kaya akan nilai ekonomi. "Wilayah itu adalah rumah bagi tambang besi dan seng," katanya.
Sebelumnya, pada Rabu, Trump menyerang PM Denmark Mette Frederiksen dengan mengatakan tindakannya menolak tawaran pembelian Greenland sebagai hal yang menjijikan. "Saya berpikir bahwa pernyataan PM bahwa "itu mustahil" adalah "menjijikan," katanya pada sejumlah wartawan di Gedung Putih sebagaimana diberitakan CNN International.
"Saya pikir perkataannya sangatlah tidak sopan. Apa yang ia lakukan hanya mengatakan tidak dan kami tidak tertarik," ujarnya lagi. "Dia tidak bicara padaku. Dia berkata seperti itu ke Amerika Serikat. Kamu seharusnya tidak berkata seperti itu ke Amerika Serikat, setidaknya selama dibawah (kepemimpinan) saya,".
Selain di hadapan wartawan, Trump juga menuliskan amarahnya kepada PM Denmark melalui twitter. Ia menyinggung sumbangan Denmark yang kecil ke NATO.
"Sebagai catatan, Denmark hanya 1,35% dari PDB untuk pengeluaran NATO. Mereka adalah negara kaya dan seharusnya 2%. Kami melindungi Eropa, namun hanya 8 dari 28 negara NATO yang mencapai 2%. Amerika Serikat berada pada level jauh, jauh lebih tinggi dari itu," tulisnya.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/gus) Next Article Trump Ingin Beli Greenland, Denmark Bilang Mustahil
Most Popular